Hemofilia adalah kelainan pembekuan darah yang
diturunkan secara X-linked resesive. Oleh karena itu kebanyakan penderitanya
adalah laki – laki, sedangkan wanita merupakan karier atau pembawa sifat.
Sekitar 30% dari kasus hemofilia tidak mempunyai riwayat keluarga, hal ini
terjadi akibat mutasi spontan. Dikenal 2 macam hemofilia yaitu hemofilia A yang
disebabkan oleh defisiensi atau gangguan fungsi faktor pembekuan VIII (F VIII),
dan hemofilia B yang disebabkan oleh defisiensi atau gangguan fungsi faktor IX
(F IX).
Manifestasi klinik hemofilia A dan B sama yaitu berupa perdarahan yang dapat
terjadi setelah trauma maupun spontan. Perdarahan setelah trauma bersifat
“delayed bleeding’, karena timbulnya perdarahan terlambat. Jadi mula – mula
luka dapat ditutup oleh sumbat trombosit, tetapi karena defisiensi F VIII atau
IX maka pembentukan fibrin terganggu sehingga timbul perdarahan. Gambaran yang
khas adalah hematoma dan hemartrosis atau perdarahan dalam rongga sendi.
Perdarahan yang berulang – ulang pada rongga sendi dapat mengakibatkan cacat
yang menetap dan perdarahan pada organ tubuh yang penting seperti otak dapat
membahayakan jiwa. Beratnya penyakit tergantung aktivitas F VIII dan IX.
Hemofilia berat jika aktivitas FVIII atau IX kurang dari 1%, hemofilia sedang
jika aktivitasnya 1 – 5% dan hemofilia ringan jika aktivitasnya 5 – 25%.
Fungsi faktor VIII, faktor Von Willebrand dan faktor IX
Faktor VIII adalah suatu glikoprotein yang dibentuk di sel sinusoidal hati.
Produksi F VIII dikode oleh gen yang terletak pada kromosom X. Di dalam
sirkulasi F VIII akan membentuk kompleks dengan faktor von Willebrand. Faktor
von Willebrand adalah protein dengan berat molekul besar yang dibentuk di sel
endotel dan megakariosit. Fungsinya sebagai protein pembawa F VIII dan
melindunginya dari degradasi proteolisis.
Di samping itu faktor von Willebrand
juga berperan pada proses adhesi trombosit. Faktor VIII berfungsi pada jalur
intrinsik system koagulasi yaitu sebagai kofaktor untuk F IXa dalam proses
aktivasi F X (lihar skema koagulasi). Pada orang normal aktivitas faktor VIII
berkisar antara 50 – 150%. Pada hemofilia A, aktivitas F VIII rendah. Faktor
VIII termasuk protein fase akut yaitu protein yang kadarnya meningkat jika
terdapat kerusakkan jaringan, peradangan, dan infeksi. Kadar F VIII yang tinggi
merupakan faktor resiko trombosis.
Faktor IX adalah faktor pembekuan yang dibentuk di hati dan memerlukan vitamin
K untuk proses pembuatannya. Jika tidak tersedia cukup vitamin K atau ada
antagonis vitamin K, maka yang terbentuk adalah protein yang mirip F IX tetapi
tidak dapat berfungsi. Gen yang mengatur sintesis F IX juga terletak pada
kromosom X. Faktor IX berfungsi pada jalur intrinsik system koagulasi yaitu
mengaktifkan faktor X menjadi Xa (lihat skema koagulasi). Nilai rujukan
aktivitas F IX berkisar antara 50 – 150%. Aktivitas F IX yang rendah bisa
dijumpai pada hemofilia B, defisiensi vitamin K, pemberian antikoagulan oral
dan penyakit hati.
Diagnosis Hemofilia
Diagnosis hemofilia dibuat berdasarkan riwayat perdarahan, gambaran klinik dan
pemeriksaan laboratorium. Pada penderita dengan gejala perdarahan atau riwayat
perdarahan, pemeriksaan laboratorium yang perlu diminta adalah pemeriksaan
penyaring hemostasis yang terdiri atas hitung trimbosit, uji pembendungan, masa
perdarahan, PT (prothrombin time - masa protrombin plasma), APTT (activated
partial thromboplastin time – masa tromboplastin parsial teraktivasi) dan TT
(thrombin time – masa trombin).
Pada hemofilia A atau B akan dijumpai
pemanjangan APTT sedangkan pemerikasaan hemostasis lain yaitu hitung trombosit,
uji pembendungan, masa perdarahan, PT dan TT dalam batas normal. Pemanjangan
APTT dengan PT yang normal menunjukkan adanya gangguan pada jalur intrinsik sistem
pembekuan darah. Faktor VIII dan IX berfungsi pada jalur intrinsik sehingga
defisiensi salah satu dari faktor pembekuan ini akan mengakibatkan pemanjangan
APTT yaitu tes yang menguji jalur intrinsik sistem pembekuan darah.
Untuk membedakan hemofilia A dari hemofilia B atau menentukan faktor mana yang
kurang dapat dilakukan pemeriksaan TGT (thromboplastin generation test) atau
dengan diferensial APTT. Namun dengan tes ini tidak dapat ditentukan aktivitas
masing - masing faktor. Untuk mengetahui aktivitas F VIII dan IX perlu
dilakukan assay F VIII dan IX. Pada hemofilia A aktivitas F VIII rendah sedang
pada hemofilia B aktivitas F IX rendah.
Selain harus dibedakan dari hemofilia B, hemofilia A juga perlu dibedakan dari
penyakit von Willebrand, Karena pada penyakit ini juga dapat ditemukan
aktivitas F VIII yang rendah. Penyakit von Willebrand disebabkan oleh
defisiensi atau gangguan fungsi faktor von Willebrand. Jika faktor von
Willebrand kurang maka F VIII juga akan berkurang, karena tidak ada yang
melindunginya dari degradasi proteolitik.
Di samping itu defisiensi faktor von
Willebrand juga akan menyebabkan masa perdarahan memanjang karena proses adhesi
trombosit terganggu. Pada penyakit von Willebrand hasil pemerikasaan laboratorium
menunjukkan pemanjangan masa perdarahan, APTT bisa normal atau memanjang dan
aktivitas F VIII bisa normal atau rendah. Di samping itu akan ditemukan kadar
serta fungsi faktor von Willebrand yang rendah. Sebaliknya pada hemofilia A
akan dijumpai masa perdarahan normal, kadar dan fungsi faktor von Willebrand
juga normal.
" Hemofilia merupakan kelainan pembekuan darah yang diturunkan secara X-linked
recessive. Dikenal 2 macam hemofilia yaitu hemofilia A karena defisiensi F VIII
dan hemofilia B dengan defisiensi faktor IX. Diagnosis ditegakkan berdasarkan
riwayat perdarahan, gambaran klinik dan pemeriksaan laboratorium. Pada
pemeriksaan hemostasis penyaring dijumpai APTT memanjang sedang semua tes lain
memberi hasil normal. Untuk membedakan hemofilia A dengan hemofilia B dapat
dikerjakan pemerikasaan TGT atau diferensial APTT, tetapi dengan tes ini tidak
dapat ditentukan aktivitas F VIII atau IX. Untuk mengetahui aktivitas masing –
masing faktor perlu dilakukan assay F VIII dan F IX. Hemofilia A juga perlu
dibedakan dari penyakit von Willebrand karena penyakit ini dapat dijumpai
aktivitas F VIII yang rendah. Untuk membedakannya dilakukan pemeriksaan masa
perdarahan dan pemeriksaan terhadap faktor von Willebrand. "
Tidak ada komentar:
Posting Komentar