hujan salju jatuhan + birdtwet



kode kunci blog

tulisan bergerak

welcome to my blog.. thank you for visiting my blog, I hope to give you all the inspiration, before dropping out of this blog do not forget to follow my blog I am going to follow behind, thank you :) Cartoons Myspace Comments
Blogs are "alive" for me. . . and this is my style. . . I want to do something, it's all what I like, do not you protest! hohohohoo :-)) "People may laugh at what we make today, maybe they think its not important, but we do not know one day it will all be something very unusual thing in the future later..." with through this blog spirit, knowledge, ideas, and we can fight for it here. . . Do not ever be afraid to try something new, do it if you think it is a good thing for you, okey :-)) . . .And Do what you can do. . . Do not ever give up and never fear to fail. . . because of the failure will not make dreams we want to be an end of our lives and Learn from a failure because a failure is a path where we will be successful someday! continued enthusiasm and desire Reach as high as the stars in the sky :-))

WELCOME love



hi + kursor nama


wow


cursor gelembung

Sabtu, 05 Mei 2012

Jenis - Jenis Enzim

Jenis - Jenis Enzim  Penanda dalam Klinik
  • Lipase
Kadar lipase plasma dapat menurun pada penyakit hati, defisiensi vitamin A. Lipase meningkat pada diabetes mellitus, pancreatitis akut, dan karsinoma pancreas.

  • Amilase
Kadar amylase plasma dapat merendah pada penyakit hati dan dapat meninggi pada pancreatitis akut, obstruksi usus yang tinggi, parotitis dan diabetes mellitus.

  • Tripsin
Kenaikan kadar tripsin dalam plasma terjadi selama penyakit akut pancreas dengan pembekuan darah yang dilaporkan sebagai titer anti thrombin. Aktivitas tripsin lebih baik atau lebih sensitf disbanding dari lipase atau amylase pada pancreatitis.

  • Kolin esterase
Enzim telah diukur aktivitasnya pada beberapa penyakit. Pada umumnya kadar rendah ditemukan pada penderita dengan penyakit hati, malnutrisi, penyakit infeksi menahun yang melemahkan dan akut, serta anemia. Kadar tinnggi terdapat pada sindroma nefritik. Sejumlah besar obat-obatan mengakibatkan penurunan aktivitas kolinesterase untuk sementara. Alkil fluorofosfat menyebabkan inhibisi ireversibel terhadap enzim ini. Kadar kolinesterase dalam sel darah merah muda jelas lebih tinggi daripada dalam sel darah merah dewasa, akibatnya kolinesterase eritrosit dalam darah perifer dapat dipakai sebagai indicator untuk aktifitas hemopeotik.

  • Alkali fosfatase
Kadar enzim yang mampu mengkatalisis hidrolisis berbagai ester fosfat pada pH alkali (aktivitas alkali fosfatase) dapat meningkat pada rakhitis, hiperparatiroidi, penyakit paget, sarcoma osteoblastik, ikterus obstruksi, dan karsinoma metastatic. Seperti halnya dengan beberapa enzim lainnya, isozim alkali fosfotase dapat dideteksi dalam cairan tubuh. Enzim ini termasuk isozim spesifik yang berasal dari tulang, hati, plasenta dan usus. Oleh karena itu, pengukuran izosim alkali fosfatase spesifik dapat memperbaiki nilai diagnostic uji ini. Jadi, kadar alkali fosfatase serum dapat meningkat pada payah jantung kongesti sebagai akibat kerusakan pada hati dan yang lebih berharga adalah penggunaan pengukuran izosim alkali fosfatase untuk membedakan kerusakan hati dari kerusakan tulang dalam hal karsinoma metastatic.

  • Asam fosfatase
Kadar enzim yang mampu mengkatalisis hidrolisis berbagai ester fosfat pada pH asam (aktivitas asam fosfatase) dapat meningkat pada karsinoma prostat yang bermetastasis.

  • Transaminase
Dua transaminase menarik perhatian klinis. Glutamat oksaloasetat transaminase (GOT) mengkatalisis transfer gugus amino asam aspartat ke asam alfa-ketoglutarat, membentuk asam glutamate dan asam oksaloasetat; glutamate piruvat transaminase (GPT) memindahkan gugus amino alanin ke asam alfa-ketoglutarat, membentuk asam glutamate dan asam piruvat. Kadar transaminase serum normal adalah rendah, tetapi setelah destruksi jaringan yang luas, enzim ini dilepaskan ke dalam serum. 

Contohnya otot jantung yang kaya akan transaminase; akibatnya infark miokard diikuti oleh kenaikan kadar transaminase serum yang cepat dan meyakinkan. Nilainya menurun mendekati normal dalam beberapa hari. Penilaian glutamate oksaloasetat transaminase digunakan secara luas untuk memastikan diagnosis infark miokard. Sel jaringan hati kaya akan kedua transaminase tetapi lebih kaya akan piruvat transaminase (PT) disbanding oksaloasetat transaminase (OT). PT lokasinya lebih banyak di sitoplasma dan OT lokasinya lebih banyak di mitokondria. PT lebih member petunjuk untuk proses akut dan OT lebih banyak member petunjuk pada proses kronis. PT juga dapat meningkat pada nekrosis sel otot jantung pada infark miokard, tetapi untuk infark miokard lebih lebih sensitive kreatinin kinase. Untung jantung, OT lebih signifikan dari PT tetapi tidak sebaik kreatinin kinase. Kerusakan otot rangka yang luas juga dapat menaikkan aktivitas transaminase dalam darah disebabkan oleh peningkatan perembesan melalui dinding kapiler yang rusak.

  • Laktat dehidrogenase (LDH)
Laktat ini dideteksi karena kemampuannya dalam mereduksi piruvat yang dibantu oleh koenzim NADH. Pada infark miokard, LDH naik dalam 24 jam setelah terjadinya infark dan kembali normal setelah 5 hari. Pada leukemia akut dan leukemia kronis dengan eksaserbasi, aktifitas LDH juga meningkat. Jadi, tampaknya akan lebih membantu untuk proses yang akut atau eksaserbasi akut. LDH juga meningkat pada virus hepatitis ketika proses puncak, tetapi tidak meningkat pada hepatitis oleh penyebab lain. LDL serum normal pada demam, penyakit infeksi kronis anemia, infark paru-paru, dan neoplasma local. Untuk otot jantung, izosim LDH 1 lebih bermakna dibanding total LDH, tapi pemeriksaannya tentu lebih sulit.

  • Isositrat dehidrogenase (ICD)
Pengukuran aktivitas ICD berguna dalam menunjang diagnosis penyakit hati dan enzim ini juga akan meningkat pada tumor otak, meningitis. Hasil akan lebih baik kalau sampel diambil dari cairan otak. Pada meningitis nilainya bisa meningkat 50 kali normal. Pada tumor otak dapat naik sekitar 10 kali lipat. Tapi nilai itu akan kembali normal setelah pasien sembuh.

  • Kreatinin Fosfokinase (CPK)
Kreatini fosfokoinase disebut juga dengan kreatinin kinase (CK). Kreatinin ini adalah enzim dalam otot sebagai katalis pemecahan kreatini fosfat dalam pengadaan energy. Namun, enzim ini juga meningkat pada penyakit otot, seperti muscular distrofia. Jaringan non muscular kecuali otak, tidak mengandung enzim CPK. Enzim ini mempunyai 3 izosim, yaitu M untuk otot, B untuk otak, CK1 (BB), CK2 (MB), dan CK3 (MM). Di klinik, pemeriksaan CK telah menjadi pemeriksaan rutin dalam menegakkan diagnosis penyakit infark miokard dengan ditandai peningkatan CK MB diatas 20 kali normal.

  • Seruloplasmin
Enzim ini adalah globin serum yang mengandung tembaga (Cu). Namun, sangat berarti pada penilaian enzim oksidase in vitro terhadap beberapa amin, termasuk efinefrin, 5 hidroksitriptamin, dan dihidroksi fenilalanin. Jadi, kadar seruloplasmin ditetapkan sebagai aktivitas enzim oksidase, yang akan meningkat pada sirosis, hepatitis, infeksi bakteri, kehamilan. Tapi pemeriksaan ceruloplasmin sangat khas pada penyakit Wilson yang kadarnya menurun.

Sumber : Dari berbagai sumber

Gangren Diabetik

Gangren Diabetik

Gangren diabetik merupakan gangren basah yang terjadi akibat luka borok yang meluas akibat proses penyembuhan yang lambat karena kadar glukosa darah yang menetap tinggi dan juga pertumbuhan bakteri yang subur. Biasanya gangren terjadi dari paha hingga kaki, tetapi kadang juga terjadi pada punggung, payudara, skrotum dan daerah lainnya.

Manifestasi angiopati pada pembuluh darah penderita DM berupa penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah perifer pada tungkai bawah terutama kaki. Terjadi perfusi jaringan bagian distol dari tungkai menjadi kurang baik dan timbul ulkus yang dapat berkembang menjadi nekrosis/gangren yang sangat sulit diatasi dan tidak jarang memerlukan/tindakan amputasi. Gangguan mikrosirkulasi akan berkurangnya aliran darah dan hantaran oksigen pada serabut saraf sehingga menyebabkan degenarasi serabut saraf sehingga mengakibatkan neuropati. Berkurangnya aliran darah ke kulit juga bisa menyebabkan ulkus (borok) dan semua penyembuhan luka berjalan lambat.

Arteri perifer yang sering terganggu adalah arteri tibialis dan arteri peroneal terutama daerah antara lutut dan sendi kaki. Adanya obstruksi arteri tungkai bawah ditandai dengan keluhan nyeri saat berjalan dan berkurang saat istirahat, kulit membiru, dingin, ulkus dan gangren. Iskemi menyebabkan terganggunya distribusi oksigen dan nutrisi sehingga ulkus dan gangren sulit sembuh.

Kasus ulkus/gangren diabetes pada kaki DM 50% akan mengalami infeksi akibat munculnya lingkungan gula darah yang tinggi sehingga bakteri patogen berkembang biak dengan mudah. Karena kekurangan suplai oksigen, bakteri-bakteri yang akan tumbuh subur terutama bakteri anaerob.

Kuman pada infeksi kaki diabetik bersifat polimikrobial. Staphylococcus dan Streptococcus merupakan patogen dominan. Mikroorganisme dan genus Clostridium seringkali ditemukan pada gas gangren, meliputi C. perferingens (80%), C. novy (40%), dan C. septicum (20%).

Sumber : Dari berbagai sumber

Pengambilan Darah Vena

Pengambilan Darah Vena




Agar dapat di peroleh spesimen darah yang syarat uji laboratorium, maka pengambilan sampel darah garus di lakukan dengan benar, mulai dari persiapan, pemilihan jenis antikoagulan, pemilihan letak vena, tekhnik pengambilan sampai dengan pelabelan sampel.

Pengambilan sampel darah tidak boleh di lakukan pasa lengan yang terpasang infus , jika salah satu lengan terpasang infus maka pengambilan di lakukan pasa lengan yang yang tidak terpasang infus. jika kedua lengan terpasang infus di lakukan pengambilan pada vena kaki.

Darah vena diperoleh dengan jalan pungsi vena. Jarum yang digunakan untuk menembus vena itu hendaknya cukup besar, sedangkan ujungnya harus runcing , tajam dan lurus. Dianjurkan untuk memakai jarum dan semprit yang dispossible; semprit semacam itu biasanya dibuat dari semacam plastik. Baik semprit maupun jarum hendaknya dibuang setelah dipakai, janganlah disterilkan lagi guna pemakaian berulang.


Pengambilan Darah Vena dengan Syringe (Spuit)

Tujuan : Untuk mendapatkan darah vena dengan menggunakan syringe.

Prinsip : Darah vena diambil dengan cara melakukan penusukan pada pembuluh darah vena, darah akan masuk pada ujung semprit, dilanjutkan dengan menarik torak / piston sampai volume darah yang dikehendaki.

Lokalisasi :
Vena yang cukup besar dan letaknya superficial, Pada orang dewasa biasanya vena difosa cubiti sedangkan pada anak-anak dan bayi mungkin diambil pada : Vena Jugularis Externa, Vena Femoralis (paha), Vena Sinus Sagitalis Superior (kepala)

Prosedur kerja :
  • Alat-alat yang diperlukan disiapkan diatas meja.
  • Keadaan pasien diperiksa, diusahakan pasien tenang begitu pula petugas (Phlebotomis).
  • Ditentukan vena yang akan ditusuk, pada orang gemuk atau untuk vena yang tidak terlihat dibantu dengan palpasi
  • Daerah vena yang akan ditusuk diperhatikan dengan seksama terhadap adanya peradangan, dermatitis atau bekas luka, karena mempengaruhi hasil pemeriksaan.
  • Tempat penusukan didesinfeksi dengan Alkohol 70 % dan dibiarkan kering
  • Tourniquet dipasang pada lengan atas (bagian proximal lengan) 6 – 7 cm dari lipatan tangan.
  • Tegakkan kulit diatas vena dengan jari-jari tangan kiri supaya vena tidak bergerak
  • Dengan lubang jarum menghadap keatas, kulit ditusuk dengan sudut 45o – 60o sampai ujung jarum masuk lumen vena yang ditandai dengan berkurangnya tekanan dan masuknya darah keujung semprit.
  • Holder ditarik perlahan-lahan sampai volume darah yang diinginkan.
  • Torniquet dilepas, kapas diletakkan diatas jarum dan ditekan sedikit dengan jari kiri, lalu jarum ditarik.
  • Pasien diinstruksikan untuk menekan kapas selama 1 – 2 menit dan setelah itu bekas luka tusukan diberi plester hansaplast.
  • Jarum ditutup lalu dilepaskan dari sempritnya, darah dimasukkan kedalam botol atau tabung penampung melalui dinding secara perlahan. Bila menggunakan anticoagulant, segera perlahan-lahan dicampur.

     Hal – hal yang perlu diperhatikan pada pengambilan darah vena :
  1. Lepas tutup jarum secara perlahan, jangan sampai ujung jarum menyentuh tutupnya, sebab jarum dapat tumpul
  2. Pada Vacutainer pemasangan tabung vakum pada holder harus kuat, dengan cara ibu jari kanan mendorong tabung sedangkan jari telunjuk dan jari tengah (kanan) tertumpu pada kedua sisi holder, ibu jari tangan kiri memegang holder dengan sedikit menekan agar holder tidak bergerak
  3. Pasien yang takut harus ditenangkan dengan memberi penjelasan mengenai apa yang akan dilakukan, maksud beserta tujuannya
  4. Vena yang kecil terlihat sebagai garis-garis biru biasanya sukar digunakan
  5. Untuk vena yang tidak dapat ditentukan karena letaknya yang dalam, usaha coba-coba dilarang untuk dilakukan
  6. Pembendungan yang terlalu lama jangan dilakukan karena dapat mengakibatkan hemokonsentrasi setempat
  7. Hematome, yaitu keluarnya darah dibawah kulit dalam jaringan pada kulit disekitar tusukkan akan terlihat berwarna biru, biasanya akan terasa nyeri, perintahkan pasien untuk mengompresnya dengan air hangat beberapa menit atau beberapa hari sampai sakitnya hilang 
Sumber : Dari berbagai sumber

Kanker

Kanker


Kanker adalah kelas penyakit beragam yang sangat berbeda dalam hal penyebab dan biologisnya. Setiap organisme, bahkan tumbuhan, bisa terkena kanker. Hampir semua kanker yang dikenal muncul secara bertahap, saat kecacatan bertumpuk di dalam sel kanker dan sel anak-anaknya (lihat bagian mekanisme untuk jenis cacat yang umum).


Setiap hal yang bereplikasi memiliki kemungkinan cacat (mutasi). Kecuali jika pencegahan dan perbaikan kecatatan ditangani dengan baik, kecacatan itu akan tetap ada, dan mungkin diwariskan ke sel anang/(daughter cell). Biasanya, tubuh melakukan penjagaan terhadap kanker dengan berbagai metoda, seperti apoptosis, molekul pembantu (beberapa polimerase DNA), penuaan (senescence), dan lain-lain. Namun, metoda koreksi-kecatatan ini sering kali gagal, terutama di dalam lingkungan yang membuat kecatatan lebih mungkin untuk muncul dan menyebar. Sebagai contohnya, lingkungan tersebut mengandung bahan-bahan yang merusak, disebut dengan bahan karsinogen, cedera berkala (fisik, panas, dan lain-lain), atau lingkungan yang membuat sel tidak mungkin bertahan, seperti hipoksia


Karena itu kanker adalah penyakit progresif, dan berbagai kecacatan progresif ini perlahan berakumulasi hingga sel mulai bertindak berkebalikan dengan fungsi seharusnya di dalam organisme.

Kecacatan sel, sebagai penyebab kanker, biasanya bisa memperkuat dirinya sendiri (self-amplifying), pada akhirnya akan berlipat ganda secara eksponensial. Sebagai contohnya :
  • Mutasi dalam perlengkapan perbaikan-kecacatan bisa menyebabkan sel dan sel anangnya mengakumulasikan kecacatan dengan lebih cepat.
  • Mutasi dalam perlengkapan pembuat sinyal (endokrin) bisa mengirimkan sinyal penyebab-kecacatan kepada sel di sekitarnya.
  • Mutasi bisa menyebabkan sel menjadi neoplastik, membuat sel bermigrasi dan dan merusak sel yang lebih sehat.
  • Mutasi bisa menyebabkan sel menjadi kekal (immortal), lihat telomeres, membuat sel rusak bisa membuat sel sehat rusak selamanya.


Sumber : Dari berbagai sumber

Iseng


Iseng bikin gini , hohohohoo :-))

Kafein atau Kafeina

Kafein atau Kafeina

Kafeina atau kafein adalah senyawa alkaloid xantina berbentuk kristal dan berasa pahit yang bekerja sebagai obat perangsang psikoaktif dan diuretik ringan. Kafeina ditemukan oleh seorang kimiawan Jerman, Friedrich Ferdinand Runge, pada tahun 1819. Ia menciptakan istilah "kaffein" untuk merujuk pada senyawa kimia pada kopi. Kafeina juga disebut guaranina ketika ditemukan padaguarana, mateina ketika ditemukan pada mate, dan teina ketika ditemukan pada teh. Semua istilah tersebut sama-sama merujuk pada senyawa kimia yang sama.

Kafeina dijumpai secara alami pada bahan pangan seperti biji kopi, daun teh, buah kola, guarana, dan maté. Pada tumbuhan, ia berperan sebagai pestisida alami yang melumpuhkan dan mematikan serangga-serangga tertentu yang memakan tanaman tersebut. Ia umumnya dikonsumsi oleh manusia dengan mengekstraksinya dari biji kopi dan daun teh.

Kafeina merupakan obat perangsang sistem pusat saraf pada manusia dan dapat mengusir rasa kantuk secara sementara. Minuman yang mengandung kafeina, seperti kopi, teh, dan minuman ringan, sangat digemari. Kafeina merupakan zat psikoaktif yang paling banyak dikonsumsi di dunia. Tidak seperti zat psikoaktif lainnya, kafeina legal dan tidak diatur oleh hukum di hampir seluruh yuridiksi dunia. Di Amerika Utara, 90% orang dewasa mengonsumsi kafeina setiap hari. 

Kafein merupakan alkaloid dengan penamaan kimia 1, 3,7-trimetil xanthina. Dalam aktivitasnya secara faal, kafein berfungsi sebagai stimulat/perangsang. Kadar kafein dalam daun teh labih besar daripada di dalam biji kopi. Kadar kafein di dalam teh adalah sebesar 2-4%, sedangkan di dalam biji kopi hanya mencapai 0,5%.

Kafein terdapat pada teh, kopi, kola, mente dan coklat. Selain itu kafein juga dapat diperoleh dari sintesa kimia. Kadar kafein dalam teh lebih besar dari pada di dalam kopi. Kadar kafein di dalam teh 2-4%, sedangkan di dalam kopi hanya 0,5%. Kafein dapat bereaksi dengan iodium secara adisi, sehingga kadar kafein dapat diukur dengan larutan Iodium. Untuk reaksi adisi dengan kafein digunakan iodium berlebih, kelebihan iodium di analisa dengan titrasi redoks, yaitu penetapan kadar zat berdasarkan atas reaksi reduksi dan oksidasi.

Iodium merupakan oksidator, sehingga untuk titrasi dibutuhkan reduktor untuk terjadinya reaksi redoks, misalnya Natrium Thiosulfat (Na2S2O3)
I2 + 2e- 2I-

2S2O32- S4O62- + 2e-
I2 + 2S2O32- 2I- + S4O62-

Untuk mengetahui kadar kafein, maka terlebih dahulu teh diekstraksi dengan alkohol. Kemudian larutan yang mengandung kafein ini ditambahkan larutan iodium yang telah diketahui volume dan konsentrasinya. Kelebihan iodium setelah terjadi reaksi adisi di titrasi dengan larutan natrium thiosulfat (Na2S2O3), sehingga iodium yang teradisi oleh kafein dapat dihitung.

Sumber : Dari Berbagai sumber