Formalin
Formalin adalah nama dagang larutan formaldehida dalam air dengan kadar
36 – 40%, tidak berwarna dan baunya sangat menusuk dan biasanya ditambah
methanol hingga 15% sebagai stabilisator (Anonimo. Di pasaran, formalin dapat
diperoleh dalam bentuk sudah diencerkan, yaitu dengan kadar formaldehida 30, 20
dan 10%. Disamping dalam bentuk cairan, formalin dapat diperoleh dalam bentuk
tablet yang masing-masing mempunyai berat 5 gram.
Formaldehida pertama kali disintesis oleh kimiawan Rusia Aleksander Butlerov pada tahun 1859 namun diidentifikasi lebih lanjut oleh August Wilhelm von Hofmann pada tahun 1867.Formaldehida mudah larut dalam air sampai kadar 55%, sangat reaktif dalam suasana alkalis serta bersifat sebagai zat pereduksi kuat, mudah menguap karena titik didihnya yaitU -21°C. secara alami formaldehida juga dapat ditemui dalam asap pada proses pembakaran makanan yang bercampur fenol, keton dan resin.
Menurut Anonimous (2005e), manfaat formalin di bidang industri non pangan sangat beragam, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Pembunuh
kuman sehingga digunakan sebagai pembersih : lantai, gudang , pakaian dan kapal
2. Pembasmi
lalat dan serangga lainnya
3. Bahan
pembuat Sutra buatan, Zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak
4. Dalam
dunia Fotografi biasanya digunakan untuk pengeras lapisan gelatin dan kertas
5. Bahan
pembentuk pupuk berupa Urea
6. Bahan
pembuatan produk parfum
7. Bahan
pengawet produk kosmetik dan pengeras kuku
8. Pencegah
korosi untuk sumur minyak
9. Bahan
untuk isulasi busa
10. Bahan
perekat untuk produk kayu lapis (playwood)
11. Dalam konsentrasi
yang sangat kecil (< 1 persen ) digunakan sebagaipengawet, Untuk berbagai
barang konsumen, seperti pembersi rumahtangga, cairan pencuci piring, pelembut,
perawat sepatu, Shampo mobil, lilin dan karpet
12. Pengawet
mayat dan organ. Formalin yang bersifat racun tidak termasuk ke dalam daftar
bahan tambahan makanan pada Codex Alimentarius maupun yang dikeluarkan oleh
Depkes, sehingga penggunaan formalin pada makanan dilarang (Winarno 2004).
Penggunaan formalin dimaksudkan untuk memperpanjang umur penyimpanan, karena formalin adalah senyawa antimikroba serbaguna yang dapat membunuh bakteri, jamur bahkan virus. Selain itu interaksi antara formaldehid dengan protein dalam pangan menghasilkan tekstur yang tidak rapuh dan untuk beberapa produk pangan seperti tahu, mie basah, ikan segar, memang dikehendaki oleh konsumen (Dewanti 2006). Bau yang ditimbulkan oleh formalin menyebabkan lalat tidak mau hinggap.Selain itu ikan yang disiram formalin terlihat lebih bersih, sisik-sisiknya mengkilat dan dagingnya kenyal.
Penyimpanan yang lebih lama ini sangat menguntungkan bagi produsen maupun pedagang. Ayam, ikan, tahu atau makanan lain dapat disimpan dalam jangka waktu relatif lebih lama dan tidak mudah rusak tanpa harus di masukkan ke dalam lemari pendingin. Setidaknya jika barang yang tidak laku dijual hari ini, ayam atau tahu yang telah diformalin dapat dijual kembali keesokan harinya dan tetap terlihat segar. Alasan lain penggunaan formalin sebagai bahan pengawet makanan adalah tingginya harga solar dan mahalnya harga es balok untuk mengawetkan ikan saat nelayan melaut.
B. Ciri-ciri Makanan yang Mengandung Formalin
Agar tidak tertipu, masyarakat sebaiknya berhati-hati dan memerhatikan
ciri-ciri serta perbedaan antara bahan pangan segar dan yang mengandung bahan
pengawet formalin. Para pedagang biasanya membubuhi formalin dengan kadar
minimal, sehingga konsumen pada umumnya bingung ketika harus membedakannya
dengan bahan pangan segar. Pada daging ayam misalnya, karena hanya dibubuhi
sedikit formalin, bau obat tidak tercium.Kalau ayam berformalin, ciri yang
paling mencolok adalah tidak ada lalat yang mau hinggap. Jika kadar formalinnya
banyak, ayam agak sedikit tegang (kaku). Yang paling jelas adalah jika daging
ayam dimasukkan ke dalam reagen atau diuji laboratorium, nanti akan muncul
gelembung gas.
Tahu berformalin tahan lama dan tidak rusak sampai tiga hari pada suhu kamar (25°C) dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es (10 °C).Tahu terasa membal atau kenyal jika ditekan namun tidak padat.Bau agak mengengat berbau formalin (dengan kandungan formalin sekitar 0.5-1ppm).Sedangkan tahu tanpa pengawet paling-paling hanya tahan dua dan biasanya mudah hancur Anonimous 2005a).
Ciri-ciri ikan segar yang mengandung formalin adalah tidak rusak sampai 3 hari pada suhu kamar (25°C), warna insang merah tua dan tidak cemerlang bukan merah segar, warna daging ikan putih bersih, sisik-sisiknya mengkilat dan dagingnya kenyal. Sedangkan ciri-ciri ikan asin yang mengandung formalin adalah tidak rusak sampai lebih dari 1 bulan pada suhu kamar ( 25°C), bersih cerah, tidak berbau khas ikan asin dan tidak ada lalat yang hinggap
C. Toksisitas
Formalin
Dampak negatif formalin adalah sangat berbahaya bagi kesehatan
manusia.Efek jangka pendeknya antara lain berupa iritasi pada saluran nafas,
alergi, kemerahan, mata berair, mual, muntah, rasa terbakar, sakit perut dan
pusing.Jika terpapar secara terus menerus dalam jangka waktu lama dapat
menyebabkan iritasi yang parah, mata berair, gangguan pada pencernaan, hati,
ginjal, pankreas, jantung, limpa, otak, sistem saraf pusat, menstruasi dan pada
hewan percobaan dapat menyebabkan kanker, sedangkan pada manusia diduga
bersifat karsinogen (menyebabkan kanker).Menurut Hauptmann et al. (2003), dalam
penelitiannya menyatakan bahwa pemaparan secara terus menerus dalam jangka
waktu yang lama pada karyawan yang bekerja pada perusahaan yang menggunakan
formalin berpotensi menimbulkan penyakit leukimia dan menyebabkan kematian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar