Penyakit Hati / Hepar
Akut Dan Kronis
A. Penyakit Hati Akut
Kerusakan
hati akut bisa disebabkan karena salah satu dari tiga penyebab dibawah ini :
1.
Peracunan
2.
Infeksi
3.
Perfusi yang tidak
mencukupi
Pemeriksaan :
Penanda
biokimia untuk penyakit hati seperti GOT dan GPT (AST dan ALT) menunjukkan
adanya kerusakan hepatosit. Kadar bilirubin serum dan Alkali phosphatase yang
meningkat menunjukkan adanya Kolestatis. Perkembangan penyakit atau adanya
kesembuhan dapat dipantau dengan pengukuran fungsi hati serial.
- Peracunan
Racun yang
paling banyak terbukti mempengaruhi hati adalah Paracetamol dan karbon
tetraklorida. Keduanya dimetabolisme oleh hati yang utuh, dalam jumlah yang
kecil, akan tetapi pada saat mereka berada dalam jumlah yang tinggi mereka akan
menghasilkan peningkatan metabolik toksik, yang akan merusak hepatosit dengan
pelepasan enzim dalam jumlah besar. Kapasitas hati untuk menahan serangan akan
berkurang jika ada kerusakan hati yang mendasarinya, yang disebabkan oleh
alkohol, malnutrisi atau penyakit kronis lainnya. Beberapa tumbuhan dan
toksin-toksin jamur juga dapat menyebabkan katastropik dan kerusakan hati fatal
dalam waktu 48 jam.
Kelompok
toksin ketiga adalah kelompok yang meningkatkan kegagalan hepatoseluler akut
hanya pada individu tertentu yang peka. Contoh yang penting adalah Na.valproat,
suatu obat antikonvulsan yang toksisitasnya meningkat pada beberapa anak-anak,
dan halotan, suatu anestetik.
- Infeksi hati
Baik
bakteri maupun virus dapat meningkatkan hepatitis infektif, yang dapat menimbulkan
banyak kematian. Yanga paling umum adalah hepatitis A, hepatitis B dan
hepatitis C.
- Outcome
Kerusakan
hati akut dapat berkembang dalam3 cara :
1.
Dia dapat sembuh,
seperti yang sering terjadi pada kebanyakan kasus
2.
Dia dapat berkembang
menjadi gagal hati akut.
3.
Dia dapat menimbulkan
kerusakan hati akut.
- Gagal hati
Gagal hati
akut merupakan emergency medis utama, karena kegagalan fungsi metabolik hati
yang kompleks, yang tidak dapat dikompensasi oleh organ lain. Pada kasus yang
berat, banyak banyak gambaran biokimia yang terganggu. Terjadi
ketidakseimbangan elektrolit, kadar Natrium dan Calcium akan menurun. Mungkin
juga ditemukan gangguan asam-basa metabolik yang berat dan hipoglikemia.
Gagal hati
dapat meningkatkan gagal ginjal karena terpaparnya glomerulus oleh toksin yang
biasanya dimetabolisme oleh hati. Kemungkinan terjadi peningkatan amonia darah
sebagai hasil kegagalan detoksifikasi amonia menjadi urea.
Pada kerusakan hepatoseluler akut, sintesis albumin
berkurang atau berhenti, menyebabkan hipoalbuminemia dan berkembangnya oedema
dan atau ascites. Kegagalan sintesis faktor-faktor pembekuan darah akan
menyebabkan meningkatnya kecenderungan untuk hemoragi, atau pada kasus berat
dapat menyebabkan koagulasi intravaskular.
Recovery dari kerusakan hepatoseluler akut memerlukan
waktu beberapa minggu, dimana pada masa-masa tersebut pemantauan fungsi hati
akan sangat berguna dalam mendeteksi kekambuhan dan membantu prognosis.
B. Penyakit
Hati Kronis
Tiga bentuk
kerusakan hati kronis adalah : Alcoholic fatty liver, Hepatitis aktif kronis,
Sirosis bilier primer. Semua kondisi ini dapat berkembang ke Sirosis, suatu
penyakit yang dikarakterisasi dengan menciutnya hati disertai disorganisasi
arsitekturnya dan perkembangan fibrosis pada jaringan hepatoseluler yang
tersisa.
Etiologi
Sirosis
merupakan tingkat kerusakan hati kronis terminal dan hanya kadang-kadang
diikuti oleh keadaan akut.
Penyebab sirosis yang paling umum adalah :
- Konsumsi alkohol berlebihan yang kronis
- Hepatitis virus (terutama hepatitis B)
- Penyakit autoimune
Sirosis tidak reversibel, meskipun pada alkoholik tingkat
sebelumnya, yaitu fatty liver kronis, memberikan respon terhadap abstensi dari
alkohol. Untuk alasan-alasan yang tidak jelas, hanya sekitar 30 % alkoholik
berkembang menjadi sirosis.
Gambaran Klinis
Tidak ada
indikator biokimia sirosis yang baik pada periode awal dan stabil yang dapat
berlangsung untuk beberapa tahun.
Pada tingkat terminal gambaran yang terlihat
meliputi :
1.
Berkembangnya jaundice
2.
Ensefalopati, yang
mungkin berhubungan dengan toksin yang tidak dapat disingkirkan.
3.
Ascites karena adanya
sintesis albumin yang jelek.
4.
Kecenderungan
perdarahan
5.
Kegagalan hati
terminal.
Akan tetapi, hati yang mengalami sirosis mempunyai fungsi
cadangan meskipun ada perubahan pada penampilan makro dan mikroskopiknya.
Keluhan utama dalam sirosis adalah kesulitan dalam mencerna makanan terutama
makanan berlemak. Pasien dengan sirosis mempunyai kapasitas memetabolisme obat
yang menurun. Beberapa pasien dengan sirosis seringkali menderita gatal-gatal luar biasa karena
adanya gangguan arsitektur biler dan kegagalan mengekskresikan asam empedu,
yang akan berakumulasi di kulit. Respons imunologis pasien juga akan berkurang,
menyebabkan peningkatan kepekaan terhadap infeksi.
Penyebab Sirosis yang tidak biasa
Sirosis
dapat berkembang pada anak-anak sebagai hasil dari defisiensi α1-antitripsin atau
penyakit Wilson, sedangkan pada orang dewasa disebabkan karena hemokromatosis.
Defisiensi α1-antitripsin seringkali
terdeteksi pada bayi baru lahir dimana mungkin ada periode jaundice yang
panjang untuk beberapa minggu. Pada beberapa kasus hal ini berkembang ke arah
sirosis juvenile. Hemokromatosis merupakan suatu gangguan absorpsi besi, yang
ada hubungannya dengan deposisi besi pada hepatosit dan jaringan lain, yang
dapat menyebabkan kegagalan hati. Diagnosisnya adalah dengan cara mengukur
besi, transferin dan feritin dalam serum. Penyakit Wilson merupakan gangguan
metabolisme tembaga bawaan, yang dapat menyebabkan kegagalan ekskresi tembaga,
kadar caeruloplasmin yang rendah, dan deposisi tembaga dalam hati dan jaringan
lain.
Masalah
hati lainnya
Hati
merupakan tempat metastase sekunder yang umum untuk sejumlah tumor primer, dan
jaundice dapat merupakan indikasi pertama terhadap adanya kanker pada beberapa
pasien.
Hepatoma primer ada hubungannya dengan sejumlah kondisi
seperti sirosis atau hepatitis, meskipun sejumlah penyakit karsinogen, seperti
aflatoksin yang dihasilkan dari makanan terinfeksi jamur tertentu, telah dapat
diidentifikasi. Alfa Fetoprotein (AFP) merupakan penanda tumor hepatik primer
yang sangat berguna.
Alfa Fetoprotein (AFP)
Dalam
keadaan normal, sintesis AFP akan berhenti segera setelah kelahiran. Protein
ini disintesis dalam jumlah yang besar pada kurang lebih 70% pasien dengan
karsinoma hepatoseluler dan dalam derajat yang lebihrendah pada beberapa tumor
kain dan penyakit hati jinak.
Ada 3
kategori pemeriksaan fungsi hati. Pertama, yaitu pemeriksaan yang merupakan
pemeriksaan standar, misalnya kadar bilirubin dan albumin plasma dan aktivitas
beberapa enzim, yang kedua adalah pemeriksaan-pemeriksaan klirens, dan yang
ketiga adalah pemeriksaan yang digunakan untuk mengelola penyakit hati
spesifik.
Pada
umumnya pemeriksaan fungsi hati standar merupakan indikator yang kurang baik
untuk fungsi hati dan jarang memberikan diagnosis spesifik. Akan tetapi,
pemeriksaan-pemeriksaan ini memberikan panduan untuk pemeriksaan selanjutnya
yang dapat memberikan diagnosis spesifik, sebagai contoh : imaging dengan
isotop, ultrasound atau pemeriksaan radiografi dan histologis bahan biopsi.
Pemeriksaan fungsi hati standar dapat bernilai prognostik dan berguna dalam uji
saring penyakit hati, juga merupakan pemeriksaan yang penting dalam pemantauan
penyakit hati dan responsnya terhadap pengobatan. Pemeriksaan untuk penyakit hati spesifik misalnya AFP,
tembaga dan caeruloplasmin dapat bernilai diagnostik dan juga digunakan dalam
pengelolaan penyakitnya.
Sumber :
Gaw A, Cowan RA,
O’Reilly DSJ, Stewart MJ, Shepherd J. Clinical Biochemistry An illustrated
Colour Text, 2nd ed. Edinburgh : Churchill Livingtone, 1999. p.
54-55.
Johnson PJ. The
Assessment of Hepatic Function and Investigation of Jaundice. In Clinical
Biochemistry, Metabolic and Clinical Aspects, Marshall WJ, Bangert SK, eds.
Edinburgh : Churchill Livingstone, 1995, p. 228,235.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar