Leukemia Kronik
Leukemia kronik
terjadi peningkatan sel matur yang tidak terkendali, sehingga penyakit tampak
relatif lebih ringan. Leukemia kronik pada stadium akhir dapat menjadi
progresif seperti leukemia akut. Leukemia
kronik berlangsung lama dan bertahun-tahun sehingga disebut kronik. Leukemia
ini terbagi atas :
1.
Leukemia Limpositik Kronik
Ini
ditemukan terutama pada usia lebih 40 tahun dan jenis limpositnya lebih dari 95
% adalah Limposit B. Perjalanan
penyakitnya sangat lambat dan berjalan bertahun-tahun. Leukemia
ini adalah stu-satunya leukemia yang tidak pernah timbul akibat radiasi. Sel B yang normal dapat hidup selama 1 tahun
sedangkan pada sel B leukemik dapat hidup sampai 5 tahun
Karena
produksi sel B juga meningkat sebanyak 10 kali, maka jumlah sel B menjadi
sangat banyak. Sel B ini secara imunologis lumpuh dan dalam pertumbuhannya
mendesak sel B normal. Leukemia limfositik kronik mengganggu fungsi imunologik,
setengah jumlah penderita saat tertentu terjadi penurunan imunoglobulin,
terutama Ig.M. Sepertiganya menunjukkan test Coombs’ direk positif.
Gejalanya :
- Limfadenopati
- Spleenomegali
- Hepatomegali
- Pucat
- Perdarahan
Pemeriksaan Laboratorium :
- Jumlah leukosit 30.000 – 200.000 / mm3.
- Jenis limposit yang ditemukan lebih 80 % terdiri dari limposit kecil dengan morfologi normal sehingga terlihat gambaran Monoton.
- Pada apusan darah tepi terdapat Smudge Cell atau Smear Cell / Sel coreng, yaitu sel limfosit yang rusak setelah diwarnai, hanya inti kelihatan, bentuk irreguler.
- Juga ditemukan trombositopenia, Hipogammaglobulinemia, Anemia Hemolitik juga ditemukan Gamopati Monoklonal.
2.
Leukemia Granulositik / Mielositik Kronik
LMK
merupakan penyakit keganasan pertama yang dijumpai dengan kelainan genetic
spesifik yaitu pada krosomom nomor 22 (Ph’ kromosom). Pada lebih dari 90 %
pasien terdapat pergantian sumsum tulang normal oleh sel dengan kromosom
golongan G abnormal (nomor 22)-kromosom Philadelphia atau Ph.
Abnormalitas
terjadi karena adanya translokasi bagian lengan panjang (q) kromosom 22 ke
kromosom lain, biasanya kromosom 9 pada golongan “C”. Ini adalah abnormalitas
akuisita yang ada dalam semua sel granulositik, eritroid dan megakariositik
yang sedang membelah dalam sumsum tulang dan juga dalam sel limposit B. LMK Ini
ditemukan pada umur pertengahan, dengan puncak umur 40 – 50 tahun gejalanya
rasa lelah, penurunan berat badan, rasa penuh diperut, anoreksia, berkeringat
malam, Spleenomegali, Hepatomegali, nyeri sternum, ekimosis, kadang-kadang
ditemukan Purpura Limfadenopati dan Gout atau Pirai.
Pemeriksaan
Laboratorium :
- Jumlah erytrosit, hematokrit dan hemoglobin (7-9 g/dl) kurang dari normal dengan Anemia normokromik normositer
- Jumlah leukosit lebih dari 80.000 / mm3 dengan variasi 80.000 – 800.000/ mm3. leukositosis sangat berat > 500.000/mm3 dijumpai pada anak-anak.
- Jumlah thrombosit bervariasi (awalnya terjadi thrombositosis 1.000.000/ mm3 lalu stadium lanjut menjadi thrombositopenia). Pada hapusan darah thrombosit mengelompok.
- Jumlah Basofil meningkat (Basophilia) dan juga Eosinifilia secara absolut. Pada fase lanjut (fase akselerasi) terjadi basophilia > 20 %.
- Pada pemeriksaan darah tepi dijumpai seluruh stadium diferensiasi tetapi yang predominant adalah sel-sel yang tua-tua seperti Mielosit, Metamielosit, N.batang dan N.segmen sedangkan Mieloblast dan Promielosit (dibawah 15%) tetap dalam jumlah sedikit.
- Asam urat jumlahnya meningkat dalam plasma.
- Yang khas dalam leukemia ini ditemukannya Kromosom Philadelphia yaitu Kromosom nomor 22 yang telah kehilangan kedua lengan panjangnya, pindah ke kromosom nomor 9.
3. Leukemia Monositik Kronik
Leukemia ini hampir mirip dengan leukemia
myelositik, tetapi disini yang predominant sel monosit immatur dan matur juga
ada disertai myeloblast dan myelosit.
Pemeriksaan
Laboratorium :
- Eryhtrosit : Hitung eritrosit rendah, hematokrit rendah dan hemoglobin rendah dengan anemia normokromik normositik.
- Leukosit : Pada stadium permulaan anemia disertai leukopenia, lalu disusul oleh thrombositopenia.
- Granulosit menurun dan terjadi peningkatan monosit. Pada stadium progressif terjadi peningkatan monosit yang tinggi.
- Ditemukan dua tipe : Leukemia monositik tipe Schilling dengan sel monosit yang predominant dan Leukemia monositik tipe Nageli dengan monosit immatur dan juga banyak myeloblast dan myelosit.
Sumber : Dari berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar