Toxoplasma
gondii
Toxoplasma
gondii adalah
parasit protozoa dalam genus Toxoplasma dengan sifat alami dan perjalanan akut
atau menahun. Toxoplasma gondii
juga merupakan parasit pada manusia, kucing, anjing, ayam, babi, marmot,
kambing, ternak dan merpati, dan pada manusia menimbulkan penyakit
toxoplasmosis.
Foto di ambil pada waktu praktek parasitologi kemaren :)
Toxoplasma
gondii merupakan
protozoa obligat intraseluler, terdapat dalam tiga bentuk yaitu takizoit
(bentuk proliferatif), kista (berisi bradizoit) dan ookista (berisi sporozoit).
Bentuk takizoit menyerupai bulan sabit dengan ujung yang runcing dan ujung lain
agak membulat. Ukuran panjang 4-8 mikron, lebar 2-4 mikron dan mempunyai
selaput sel, satu inti yang terletak di tengah bulan sabit dan beberapa organel
lain seperti mitokondria dan badan golgi.
Kista dibentuk di dalam sel hospes bila
takizoit yang membelah telah membentuk dinding. Ukuran kista berbeda-beda, ada
yang berukuran kecil hanya berisi beberapa bradizoit dan ada yang berukuran 200
mikron berisi kira-kira 3000 bradizoit. Kista dalam tubuh hospes dapat
ditemukan seumur hidup terutama di otak, otot jantung, dan otot bergaris. Kista
tersebut mempunyai dinding, berisi satu sporoblas yang membelah menjadi dua
sporoblas. Pada perkembangan selanjutnya kedua sporoblas membentuk dinding dan
menjadi sporokista. Masing-masing sporokista tersebut berisi 4 sporozoit yang
berukuran 8 x 2 mikron dan sebuah benda residu.
Toxoplasma
gondii
dalam klasifikasi termasuk kelas Sporozoasida, karena berkembang biak secara
seksual dan aseksual yang terjadi secara bergantian. Selain itu Toxoplasma gondii terdapat dalam 3
bentuk yaitu bentuk trofozoit, kista, clan Ookista. Trofozoit berbentuk oval
dengan ukuran 3-7 um, dapat menginvasi semua sel mamalia yang memiliki inti
sel. Dapat ditemukan dalam jaringan selama masa akut dari infeksi. Bila infeksi
menjadi kronis, trofozoit dalam jaringan akan membelah secara lambat dan
disebut bradizoit
Bentuk kedua adalah kista yang terdapat
dalam jaringan dengan jumlah ribuan berukuran 10-100 um. Kista penting untuk
transmisi dan paling banyak terdapat dalam otot rangka, otot jantung dan
susunan syaraf pusat. Bentuk yang ketiga adalah bentuk Ookista yang berukuran
10-12 um. Ookista terbentuk di sel mukosa usus kucing dan dikeluarkan bersamaan
dengan feces kucing. Dalam epitel usus kucing berlangsung siklus aseksual atau
schizogoni dan siklus seksual atau gametogeni dan sporogoni yang menghasilkan
ookista dan dikeluarkan bersama feces kucing.
Kucing yang mengandung toxoplasma gondii dalam sekali
ekskresi akan mengeluarkan jutaan ookista. Bila ookista ini tertelan oleh
hospes perantara seperti manusia, sapi, kambing atau kucing maka pada berbagai
jaringan hospes perantara akan dibentuk kelompok-kelompok trofozoit yang
membelah secara aktif. Pada hospes perantara tidak dibentuk stadium seksual
tetapi dibentuk stadium istirahat yaitu kista. Bila kucing makan tikus yang
mengandung kista maka terbentuk kembali stadium seksual di dalam usus halus
kucing tersebut.
Menurut Levine (1990) klasifikasi
parasit sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Sub
kingdom : Protozoa
Filum : Apicomplexa
Kelas : Sporozoasida
Sub
Kelas : Coccidiasina
Ordo : Eucoccidiorida
Sub
ordo : Eimeriorina
Famili : Sarcocystidae
Genus : Toxoplasma
Spesies : Toxoplasma gondii
CARA PENULARAN
Manusia dapat terinfeksi oleh T. gondii dengan berbagai cara yaitu
makan daging mentah atau kurang masak yang mengandung kista T. gondii, ternakan atau tertelan
bentuk ookista dari kotoran kucing, misalnya bersama buah-buahan dan
sayur-sayuran yang terkontaminasi. Juga mungkin terinfeksi melalui
transplantasi organ tubuh dari donor penderita toksoplasmosis laten kepada
resipien yang belum pernah terinfeksi T.
gondii. Kecelakaan laboratorium dapat terjadi melalui jarum suntik dan
alat laboratoriurn lain yang terkontaminasi oleh T. Gondii serta infeksi kongenital yang terjadi intra uterin
melalui plasenta.
Setelah terjadi infeksi T. gondii ke dalam tubuh akan terjadi
proses yang terdiri dari tiga tahap yaitu parasitemia, dimana parasit menyerang
organ dan jaringan serta memperbanyak diri dan menghancurkan sel-sel inang.
Perbanyakan diri ini paling nyata terjadi pada jaringan retikuloendotelial dan
otak, di mana parasit mempunyai afinitas paling besar. Pembentukan antibodi
merupakan tahap kedua setelah terjadinya infeksi. Tahap ketiga rnerupakan rase
kronik, terbentuk kista-kista yang menyebar di jaringan otot dan syaraf, yang
sifatnya menetap tanpa menimbulkan peradangan lokal.
Foto di ambil pada waktu praktek parasitologi kemaren :)
Sumber :
dari berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar