Pemeliharaan dan Kalibrasi Alat
Peralatan laboratorium merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium. Untuk itu alat perlu dipelihara
dan dikalibrasi sacara teratur. Untuk meningkatkan mutu pemeriksaan
laboratorium, juga diperlukan pemilihan alat yang tepat.
Pemilihan peralatan perlu memperhatikan hal – hal sebagai berikut :
-
Produksi pabrik yang telah dikenal
-
Memiliki ketepatan dan ketelitian yang tinggi
-
Tersedia teknisi dan suku cadangnya mudah didapat
-
Tersedia fasilitas pelayanan purna jual
-
Sedapat mungkin tidak tergantung pada reagen dari
jenis/merek tertentu
-
Pengoperasian mudah dan praktis
-
Batas deteksi jelas
Setiap peralatan yang ada perlu dibuat protap pengoperasiannya serta dipantau
penggunaannya dan diuji mutu secara berkala.
Beberapa peralatan laboratorium yang perlu dikalibrasi adalah :
a.
Diluter Makro ( Diluter macro )
Kalibrasi dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain dengan
perbandingan pengeceran.
Cara :
- Encerkan larutan zat warna (evans blue, BSP atau
bathophenanthroline) dengan aquades menggunakan diluter yang akan dikalibrasi.
Lakukan hal yang sama dengan menggunakan pipet atau labu ukur yang
bersertifikat kelas A dari National Bureau Stadar ( NBS ).
- Baca absorbans larutan warna hasil pengeceran dengan
diluter menggunakan spektrofotometer yang telah dikalibrasi. Lakukan hal yang
sama pada larutan warna hasil pengenceran dengan pipet/labu ukur.
- Catat kedua hasil tersebut dan bandingkan.
- Diluter dalam keadaan baik bila pembacaan hasil
keduanya sama atau hampir sama ( berbeda 0,5 – 1 % ).
b.
Diluter Mikro ( diluter micro )
Hal hal yang perlu diperhatikan adalah :
- Setiap kali sebelum alat dipakai harus direndam atau
dibasahi dengan aquades atau bahan pelarut yang sesuai selama ± 1
menit untuk menghindari timbulnya gelembung pada waktu logam diluter menyentuh
cairan, sehingga volume di dalam cakram mikrodiluter berkurang.
- Setelah direndam, segera tiriskan di atas kertas
tissue/kertas penghisap untuk menghilangkan kelebihan cairan yang menempel pada
logam.
Untuk kalibrasi volume mikro diluter digunakan “ Diluter Delitery tester “ yaitu karton penghisap dengan gambaran
lingkaran – lingkaran dengan diameter tertentu yang menunjukkan volume tertentu
pula. Misalnya diameter 0,9 cm menunjukkan volume 0,025
Cara :
- Tegakkan mikrodiluter yang telah berisi cairan di atas
karton dengan diameter lingkaran yang sesuai dengan volume mikrodiluter yang
akan dikalibrasi.
- Tempelkan cakram
diluter tepat pada tengah lingkaran.
- Apabila cairan membasahi lingkaran sampai batas
tepinya, berarti volume cairan di dalam
cakram sesuai atau tepat.
- Apabila cairan tidak mencapai tepi, berarti volume
kurang dari yang seharusnya, dan sebaliknya bila cairan melebar keluar
lingkaran berarti volumenya melebihi dari yang seharusnya.
c.
Inkubator ( incubator )
Cara :
1)
Catat suhu inkubator pada kartu setiap hari sebelum mulai bekerja.
2)
Penyimpangan suhu yang melebihi 2 oC,
pengatur suhu perlu disetel kembali.
d.
Lemari es ( Refrigerator/freezer )
- Catat suhu setiap hari dengan termometer atau suhu yang
terlihat pada digital display pada freezer. Termometer yang digunakan harus
sesuai dengan suhu alat yang dikalibrasi, misalnya 2 – 8 oC, - 20 oC
atau – 76 oC.
- Secara berkala periksa dengan menggunakan termometer standar.
- Cocokkan hasil yang didapat antara suu yang ditunjukkan
oleh termometer digital display dengan termometer standar.
e.
Oven
Cara :
1)
Secara berkala lakukan pemeriksaan suhu dengan
menggunakan termometer.
2)
Cocokkan hasil yang di dapat antara suhu yang tercantum
dalam oven dengan suhu yang di tunjukkan oleh termometer standar.
f.
Otoklaf ( Autoclave )
Digunakan untuk menguji apakah fungsi alat, suhu, waktu dan tekanannya
sudah benar.
Pengujian dapat dilakukan dengan menggunakan :
1.
Autoclave indicator tape.
Cara :
- Rekatkan indicator tape secara melingkar pada kemasan
yang aikan disterilisasi. Pada otoklaf yang besar, kemasan diletakkan pada
bagian atas dan bagian bawah otoklaf.
- Atur suhu, waktu dan tekanan
- Hidupkan otoklaf
- Setelah selesai baca indicator tape dengan melihat
perubahan warna ang terjadi pada garis – garis diagonal. Bila proses
sterilisasi berjalan dengan baik, garis – garis diagonal berubah warna dari
putih menjadi coklat kehitam – hitaman.
2.
Bacillus stearothermophilus
Cara :
-
Masukkan bacillus stearothermophilus dalam bentuk
liofilisasi dalam otoklaf.
-
Atur suhu, waktu dan tekanan
-
Hidupkan otoklaf.
- Setelah selesai, ambil Bacillus stearothermophilus dan
taman pada agar darah (blood agar) dan inkubasi pada suhu 40 – 60 oC
selama 24 – 48 jam.
-
Proses sterilisasi berjalan baik bila tidak ada
pertumbuhan Bacillus stearothermophilus.
g.
Peralatan Elisa (Elisa,
apparatus)
Peralatan Elisa terdiri dari :
1.
Elisa Reader
Yang perlu dikalibrasi adalah :
-
Liniaritas alat
-
Stabilitas pembacaan
-
Ketepatan pembacaan
Kalibrasi harus dilakukan :
-
Pertama kali alat tersebut dipakai
-
Setelah penggantian lampu
-
Secara berkala untuk ketepatan pembacaan
Cara kalibrasi sangat bervariasi, tergantung merek dari
alat, untuk itu perlu mengikuti petunjuk yang terdapat pada masing – masing alat.
2.
Elisa Washer
Yang perlu dikalibrasi pada alat ini adalah :
a).
Volume dispenser
Waktu dispensing, volume di dalam washer harus sesuai dengan sertifikasi
masing – masing alat. Apabila volume tidak tepat, di kalibrasi sesuai dengan
petunjuk yang ada pada alat.
b). Sisa
yang tertinggal dalam sumur (rest volume)
Sisa yang tertinggal tidak boleh melebihi volume yang
ditentukan untuk masing – masing alat. Apabila volume melebihi volume yang ditentukan
maka alat perlu di kalibrasi.
c).
Posisi sumur
Hal – hal yang perlu diperhatikan yaitu pada waktu
dispensing atau asperasi, bagian head tidak boleh menyentuh tepi atau dasar
sumur.
3.
Inkubator (Incubator)
Suhu yang dipakai harus sesuai dengan sertifikasi
masing – masing alat dan dipantau setiap kali digunakan.
4.
Heating block
Suhu haeting block harus
dikalibrasi dengan cara :
-
Letakkan alat NTC pada ruangan inkubasi.
-
Pasang digital nilai Ohm.
-
Amati perubahan nilai Ohm.
-
Hasil yang diperoleh adalah sebesar 702 Ohm untuk suhu
37 oC dan 557,5 Ohm untuk suhu 50 oC.
- Bila hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan nilai di
atas, harus dilakukan penyesuian dengan cara memutar potensio P3 dan P4 yang
terdapat di dalam haeting block.
h.
pH meter
Hal – hal yang perlu diperhatikan adalah :
- letakkan konektor pada pH meter untuk tepat elektroda harus
diperhatikan dengan baik, jangan sampai salah menghubungkan ke konektor lain.
- Pada saat menuang cairan kimia harus hati – hati jangan
sampai tumpah ke pH meter, karena akan merusak komponen di dalamnya.
Selain dari pada hal – hal tersebut di atas, perlu dilakukan kitaan
khusus terhadap elektroda, yaitu :
- Penggunaan elektroda harus hati – hati jangan sampai
terbentur benda – benda keras, karena elektroda terbuat dari bahan gelas yang
dapat pecah.
- Cuci elektroda sebelum dan sesudah digunakan
Kalibrasi perlu dilakukan setiap kali akan digunakan. Dilakukan dengan
menggunakan :
1.
pH Simulator
Cara :
-
Siapkan alat pH meter yang akan diperiksa dan pH
simulator.
- Hubungkan pH simulator ke tombol yang digunakan untuk
menghubungkan dengan elektroda pada pH meter.
-
Hubungkan masing – masing alat yang telah disambungkan
tersebut ke listrik.
-
Berikan input pH 7 dari pH simulator dan atur zero.
- Ulangi tindakan tersebut sampai penunjukan pH meter
konstan dan menunjuk 7 atau 0 mV.
-
Kemudian berikan input pH 4 pada pH simulator, amati
dan tepatkan penunjuk pada pH meter sampai menunjuk angka 4 dengan mengatur
kompensasi temperatur.
- Lakukan hal yang sama untuk input pH 9 dari pH
simulator ke pH meter sampai penunjukkan konstan.
-
pH meter siap untuk digunakan.
2.
Larutan buffer standar
Cara :
-
Siapkan larutan – larutan buffer standar pH 4,7 dan 9 ,
aquadest serta tissue halus.
-
Hubungkan pH meter dengan elektroda gelas.
-
Nyalakan pH meter.
- Bilas elektroda dengan aquades yang baru dan keringkan
dengan kertas tissue, masukkan ke dalam beaker glass berisi larutan buffer pH
7.
-
Periksa penunjukkan pH, tepatkan sampai menunjukkan pH
7 dengan mengatur zero. Ulangi sampai konstan.
-
Bila elektroda dengan aquadest dan keringkan dengan
kertas tissue, lakukan hal yang sama ke dalam larutan buffer pH 4. periksa
penunjuk pH, tepetkan sampai menunjukkan pH 4 dengan mengatur kompensasi.
Ulangi sampai meter menunjukkan angka konstan.
-
Lakukan hal yang sama untuk buffer pH 9.
-
pH buffer siap untuk digunakan.
i.
Pipet
Cara :
- Timbang botol timbangan dengan timbang analitik,
kemudian catat hasilnya, misalnya A mg.
-
Isap aquadest yang sudah diukur suhunya dengan pipet
yang sudah dikalibrasi, masukkan dalam botol timbang. Misalnya suhu aquadest
25, 1 0C, tentukan berat jenisnya (BJ) dengan melihat pada tabel BJ aquadest
yaitu 0,997017. (daftar berat jenis aquadest dapat dilihat pada tabel 11 di
bawah ini).
-
Timbang botol timbangan yang sudah berisi aquadest dan
catat hasilnya, misalnya B mg.
-
Hitung berat aquadest yaitu (B-A) mg.
-
Maka volume aquadest adalah :
Berat aquadest (B-A)
Volume = BJ aquadest (0,997017
-
Hitung perbedaan antara volume hasil perhitungan di
atas dengan volume yang dipipet.
- Batas penyimpangan yang masih diperbolehkan sesuai
dengan jenis pipet dapat dilihat pada tabel 12 di bawah.
Cara kalibrasi ini juga dapat dilakukan pula untuk
labu volumetrik dan gelas ukur dan lain – lain.
j.
Penangas air (Waterbath)
Yang perlu dipantau adalah suhu. Cara pemantauan
pengatur suhu sama saperti pemantauan suhu pada refrigerator atau oven.
k.
Rotator (Shaker)
Kalibrasi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut
:
1.
Menggunakan tachometer
Bila kecepatan antara tachometer dengan alat pengukur kecepatan pada
rotator menunjukkan angka yang sama, berarti alat dalam keadaan baik.
2.
menggunakan cara sederhana sebagai berikut :
-
pegang pensil secara tegak disamping plate.
-
Jalankan rotator sambil memilih jam
-
Hitung sentuhan plate pada pinsil dalam waktu 1 menit.
-
Bila jumlah hitungan sesuai dengan alat pengukur
kecepatan, berarti alat dalam keadaan baik.
l.
Sentrifus (centrifuge)
Kalibrasi sentrifus dilakukan dengan mengukur kecepatan permenit dan
waktu. Pada refrigerated centrufuge selain kalibrasi rpm dan waktu juga perlu
kalibrasi suhu.
1.
Kalibrasi rpm
Dapat dilakukan dengan menggunakan :
a).
Tachometer mekanik yaitu dengan kabel yang lentur.
Cara :
-
Ujung kabel yang satu kaitkan pada kumparan motor di
dalam, sedangkan ujung yang lain dihubungkan dengan alat meter.
-
Set sentrifus pada rpm tertentu, kemudian jalankan.
-
Catat rpm yang ditunjukkan oleh meter pada tachometer.
-
Ulangi beberapa kali, hitung rata – rata.
b).
Tachometer elektrik
-
Letakkan bagian magnit di keliling coil, sehingga
menimbulkan aliran listrik bila alat dijalankan.
-
Set sentrifus pada rpm tertentu.
-
Aliran listrik yang timbul akan menggerakkan bagian
meter.
-
Catat rpm yang di tunjukkan oleh meter pada tachometer.
-
Ulangi beberapa kali, hitung rata – rata.
c). Strobe light
Alat ini digunakan bila tachometer tidak dapat
menjangkau motor. Kecepatan putar/rpm masih dapat diterima bila penyimpangan
nilai rata – rata tidak lebih dari 5 %.
2.
Kalibrasi alat pencatat waktu (timer)
Dapat dilakukan dengan menggunakan stopwatch.
Cara :
-
Set sentrifus pada waktu yang sering dipakai, misalnya
5 menit.
-
Jalankan alat dan bersamaan dengan itu jalankan
stopwatch
- Pada waktu sentrifus berhenti, matikan stopwatch, catat
waktu yang ditunjukkan stopwatch.
-
Ulangi beberapa kali, hitung rata – rata.
Alat pencatat waktu (timer) masih dapat diterima bila
penyimpangan nilai rata – rata tidak lebih dari 10 %.
m. Spektrofotometer (spectrophotometer)
Kalibrasi meliputi :
1.
Ketepatan pengukuran absorban
Kalibrasi dilakukan tiap minggu,
kalibrasi dulakukan dengan memakai larutan 50 mg atau 100 mg/l potasium
bichromat (K2Cr2O7) 0,8 N asam sulfat (H2SO4). Format larutan tersebut dapat dilihat
pada tabel di bawah ini. Larutan tersebut mempunyai nilai absorban pada setiap
panjang gelombang.
2.
Ketepatan panjang gelombang
Lakukan kalibrasi ini setiap 6 bulan, kalibrasi dapat
menggunakan beberapa cara :
a). Dengan warna sinar
Kalibrasi berdasarkan pengamatan warna, hasilnya kurang teliti.
Cara :
Pada arah jalannya sinar diberi kertas putih dan amati warna yang timbul
pada panjang gelombang tertentu :
-
Hijau kebiruan :
pada panjang gelombang 500 nm
-
Hijau terang
: pada panjang gelombang 525 nm
-
Kuning hijau :
pada panjang gelombang 585 nm
Toleransi yang masih dianggap baik adalah ± 5 nm.
b).
Dengan lampu Deuterium
Hanya dapat dilakukan pada spektrofotometer UV – Vis, cara : apakah % T maksimum ada pada panjang
gelombang 656 ± 0,4nm.
c).
Dengan filter Didynium atau Holmium Oxide
Cara :
Periksa % T min/Abs maks dari filter Didynium atau Holmium Oxide. % T
dari Didynium filter ada pada panjang gelombang 586 ± 3 nm, sedangkan % T min
dari Holmium Oxide pada panjang gelombang 360,9 ± 0,75 nm.
d).
Dengan standar filter bersertifikat
Beberapa spektrofotometer dapat menggunakan filter standar bersertifikat
yang mempunyai % T maks untuk panjang gelombang tertentu seperti yang tercantum
pada labelnya.
Cara :
- Bila spektrofotometer yang akan dikalibrasi mempunyai
lebih dari satu sumber, gunakan lampu Tungsten.
- Masukkan standar panjang gelombang 10 nm di bawah
standar panjang gelombang.
-
Atur % T sehingga menunjukkan 80 – 90 % T.
- Panjang gelombang dimasukkan perlahan – lahan sambil
mengamati % T, % T harus naik, bila tidak naik ulangi langkah – langkah
tersebut di atas.
Carilah panjang gelombang dimana
terdapat % T maksimum dan catat panjang gelombang tersebut. Batas yang dapat
ditoleransi adalah panjang gelombang standar seperti pada label ± 5 nm.
3.
Linearitas alat
Lakukan kalibrasi setiap 6
bulan.
Kalibrasi linearitas dapat dilakukan dengan mengukur
absorban pada panjang gelombang tertentu terhadap konsentrasi tertentu terhadap
konsentrasi larutan yang berbeda – beda yang telah diketahui nilainya.
Pemeriksaan dilakukan
dengan :
a). Larutan Kalium bikromat (K2Cr2O7)
untuk daerah UV (< 400 nm), dengan serial konsentrasi.
Cara :
-
Buat stok K2Cr2O7 yaitu
dengan melarutkan 50 mg Kalium bikromat dalam 1 liter asam sulfat 0,01 N.
- Buat serial pengenceran stok kalium bikromat dengan
larutan asam stok diencerkan hingga menjadi 25 ml
10 ml sulfat 0,01 N
sebagai berikut :
10 ml stok diencerkan
hingga menjadi 50 ml
5 stok diencerkan
menjadi 50 ml
- Ukur absorban dari masing – masing pengenceran dengan
menggunakan blanko asam sulfat 0,01 N pada panjang gelombang 350 nm.
- Hasil disebut linier bila nilai absorban dari masing –
masing pengenceran seperti terlihat pada tabel.
Nilai
absorban pada berbagai pengenceran larutan K2Cr2O7
Stok
K2Cr2O7
|
Vol
setelah pengenceran
|
Nilai
absorban (350)
|
10 ml
10 ml
5 ml
|
25 ml
50 ml
50 ml
|
0,214
0, 107
0, 054
|
-
Selain itu dapat pula dengan mencatat hubungan antara
konsentrasi dan absorban dengan menggunakan kertas grafik dan amati apakah
grafik menunjukkan garis lurus atau tidak.
b). Larutan cobalt ammonium sulfat untuk daerah
panjang gelombang lebih dari 400 nm.
Cara :
- Buat larutan stok cobalt ammonium sulfat yaitu dengan
melarutkan 8,0 gr cobalt ammonium dalam 100 ml asam sulfat 1 % v/v.
-
Buat pengenceran yang tepat dengan perbandingan 1:2,
1:3 dan 1:4.
-
Ukur absorban dari masing – masing pengenceran dengan
blanko asam sulfat 1 % pada panjang gelombang 512 nm. Plot hubungan antara
konsentrasi dan absorban yang dibaca pada kertas grafik dan amati apakah
grafiknya menunjukkan garis lurus.
c). Filter standar bersertifikat yang telah diketahui
% T pada panjang gelombang tertentu.
Cara :
-
Masukkan standar 100 % T.
-
Set panjang gelombang sesuai dengan yang tercantum pada
tabel.
-
Atur % T hingga menunjuk 100 % T.
-
Ganti standar 100 % T dengan standar 0 % T.
-
Ulangi langkah – langkah diatas hingga menunjukkan 0 %
T dan catat nilai % T nya.
-
Batas toleransi yang masih dapat diterima sesuai dengan
petunjuk produk tersebut.
4.
Stray light (stay energy)
Stay light adalah cahaya lain diluar panjang gelombang tertentu yang
diinginkan. Sumbernya dapat berasal dari sinar yang bocor dari luar, sinar dari
panjang gelombang lain atau dari alat itu sendiri. Misalnya kerusakan
monokromator dan pembiasan sinar yang jatuh pada kuvet.
Lakukan kalibrasi setiap 6 bulan. Kalibrasi dapat dilakukan dengan beberapa
cara :
a).
Larutan sodium iodida
Larutan sodium iodida dalam air mempunyai % T lebih kecil dari 1 pada
panjang gelombang 260 nm.
b).
Gelas corning vicor
Gelas tidak akan men transmisikan cahaya pada panjang gelombang 205 nm.
c).
Standar filter bersertifikat
pada standar tersebut terdapat 3 buah filter SRE dengan panjang gelombang
220 nm, 340 nm dan 400 nm.
Filter akan menyerap cahaya di atas panjang gelombang tersebut dan akan
melewatkan cahaya di bawah panjang gelombang tersebut.
Cara :
-
Masukkan standar 100 % T
-
Set panjang gelombang 400 nm.
-
Atur % T hingga menunjukkan 100 % T.
-
Ganti standar 100 % T dengan standar SRE 400 nm dan
catat pembacaan % T.
-
Ulangi langkah – langkah tersebut di atas untuk filter
SRE 340 nm dan 220 nm.
-
Hasil yang masih dapat diterima adalah 0 - 0,6 % T.
n.
Timbangan analitik (Analytical
Balance)
Kalibrasi anak timbangan dilakukan dengan anak timbangan standar yang
bersertifikat kelas M, yang memperhatikan nilai nominal setiap anak timbangan,
deviasi sistematik dari nilai nominal, kelas ketelitian, ketidakpastian, nilai
massa dan massa jenis bahan atau volume.
Cara kalibrasi anak timbangan :
-
Periksalah titik nol, jarum penunjuk angka harus
menunjukkan angka nol.
-
Letakkan anak timbangan standar yang teringan.
-
Timbang anak timbangan yang di pakai sehari – hari,
Baca dan catat hasil.
-
Ulangi
penimbangan dengan anak timbangan standar yang lebih berat.
-
Anak timbangan dianggap masih tepat bila berat yang
ditunjukkan oleh anak timbangan tidak menyimpang lebih besar dari 0,1 % dari
berat masing – masing anak timbangan standar.
o.
Timbangan elektrik ( Electrical Balance)
Kalibrasi timbangan dilakukan setiap hari dengan memakai anak timbangan
standar yang bersertifikat kelas S.
Cara :
-
Lakukan penimbangan anak timbangan standar
-
Catat hasil timbangan
-
Ulangi sampai 5 kali hitung nilai rata – rata toleransi
perbedaan berat yang masih dapat diterima adalah :
1)
Untuk berat 1
– 50 mg = ± 0,014 mg
2)
Untuk berat 100
– 500 mg = ± 0,025 mg
3)
Untuk berat 1
– 5 mg = ± 0,054 mg
p.
Termometer
Kalibrasi dilakukan setiap 6 bulan sekali dengan cara sebagai berikut :
-
Letakkan thermometer yang dikalibrasi dan thermometer
standar bersertifikat berdekatan dalam ruang ber AC (suhu 20o – 25oC)
dan diamkan selama 1 jam.
-
Catat suhu yang ditunjukkan oleh kedua alat
thermometer.
-
Thermometer memenuhi syarat bila perbedaan pembacaan
suhu antara kedua thermometer adalah ± 0,5 oC.
-
Ulangi pemeriksaan di atas dengan menggunakan suhu 30 oC
– 40 oC (dalam oven).