hujan salju jatuhan + birdtwet



kode kunci blog

tulisan bergerak

welcome to my blog.. thank you for visiting my blog, I hope to give you all the inspiration, before dropping out of this blog do not forget to follow my blog I am going to follow behind, thank you :) Cartoons Myspace Comments
Blogs are "alive" for me. . . and this is my style. . . I want to do something, it's all what I like, do not you protest! hohohohoo :-)) "People may laugh at what we make today, maybe they think its not important, but we do not know one day it will all be something very unusual thing in the future later..." with through this blog spirit, knowledge, ideas, and we can fight for it here. . . Do not ever be afraid to try something new, do it if you think it is a good thing for you, okey :-)) . . .And Do what you can do. . . Do not ever give up and never fear to fail. . . because of the failure will not make dreams we want to be an end of our lives and Learn from a failure because a failure is a path where we will be successful someday! continued enthusiasm and desire Reach as high as the stars in the sky :-))

WELCOME love



hi + kursor nama


wow


cursor gelembung

Sabtu, 26 November 2011

Pemanis


Pemanis

Pemanis  merupakan zat yang dapatmenimbulkan rasa manis atau dapat meningkatkan rasa manis, sedangkan kalori yangdihasilkannya jauh lebih rendah daripada gula. Pemanis sintetik mempunyai senyawakimia yang mempunyai rasa manis. Tetapi, pada tingkat kemanisan yang sama dengan gula, pemanis sintetik hanya mengandung 2 persen kandungan kalori gula. Artinya,kandungan kalorinya jauh lebih rendah daripada gula. Tingkat kemanisan pemanis sintetik berkisar 50 – 3.000 kali lebih tinggi dari gula.


Dalam industri pangan, pemakaian pemanis sintetik sangat menguntungkan karena konsumsi dalam jumlah kecil menghasilkan rasa manis yang tinggi. Untuk konsumsi sehari-hari terdapat juga dalam kemasan siap pakai untuk satu cangkir minuman dikenal dengan sebutan table-top sweetener. Selain keuntungan ekonomis, pemanis sintetik tidak menimbulkan kerusakan gigi. Gula biasanya diubah menjadi asam oleh mikroba mulut. Pada beberapa macam pemanis sintetik terdapat rasa pahit setelah ditelan seperti pada sakarin, steviosida, dan neohesperidin DC. Rasa pahit ini disebabkan karena struktur kimia dari pemanis sintetik, di mana rasa pahit akan selalu menyertai rasa manis. 

Untuk mengurangi hal tersebut, Pengamatan secara kualitatif terhadap jenis pemanis pada makanan jajanan menunjukkan bahwa pemanis yang digunakan pada sebagian besar makanan jajanan adalah campuran pemanis sintetis sakarin dan siklamat. Pemanis sakarin dan siklamat terdapat pada berbagai jenis makanan jajanan. Sedangkan untuk pemanis jenis dulcin tidak ada, karena di Indonesia sudah dilarang beredar, yaitu berdasarkan pada Permenkes No 722/MenKes/Per/IX/1988.

Menurut WHO (1983) seperti yang dikutip oleh Frank C.Lu (1995), zat tambahan makanan adalah “bahan apapun yang biasanya tidak digunakan sebagai bahan-bahan khas untuk makanan, baik mempunyai nilai gizi atau tidak, yang bila ditambahkan dengan sengaja pada makanan untuk tujuan teknologi (termasuk organoleptik) dalam pembuatan, pengolahan, penyiapan, perlakuan, pengepakan, pengmasan, pengangkutan, atau penanganan makanan akan mengakibatkan atau dapat diharapkan berakibat (secara langsung atau tak langsung) makanan itu atau mempengaruhi ciri-ciri makanan itu. Istilah ini tidak mencakup ‘pencemar’ atau zat-zat yang ditambahkan pada makanan untuk mempertahankan atau memperbaiki mutu gizi”. 

Pemanis merupakan senyawa kimia yang sering ditambahkan dan digunakan untuk keperluan produk olahan pangan, industri serta minuman dan makanan kesehatan. Menurut peraturan Menteri Kesehatan (Menkes) RI Nomor 235, pemanis termasuk ke dalam bahan tambahan kimia, selain zat yang lain seperti antioksidan, pemutih, pengawet, pewarna, dan lain sebagainya. Pemanis alternatif umum digunakan sebagai pengganti gula jenis sukrosa, glukosa atau fruktosa. Ketiga jenis gula tersebut merupakan pemanis utama yang sering digunakan dalam berbagai industri. Pemanis berfungsi untuk meningkatkan cita rasa dan aroma, memperbaiki sifat-sifat fisik, sebagai pengawet, dan untuk memperbaiki sifat-sifat kimia sekaligus merupakan sumber kalori bagi tubuh. (Rismana, 2002).

Glukosa adalah suatu aldoheksosa dan sering disebut dekstrosa, karena mempunyai sifat dapat memutar cahaya terpolarisasi ke arah kanan. Di alam, glukosa terdapat dalam buah-buahan dan madu lebah. Dalam dunia perdagangan, glukosa dikenal sirup glukosa, yaitu suatu larutan glukosa yang sangat pekat, sehingga mempunyai viskositas atau kekentalan yang tinggi. Sirup glukosa ini diperoleh dari amilum melalui proses hidrolisis yang asam. (Poedjiadi, 1994). 

Madu lebah selain mengandung glukosa juga mengandung fruktosa. Fruktosa adalah suatu ketohektosa yang mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi ke arah kiri dan karenanyadisebut juga levulosa. Pada umumnya, monosakarida dan disakarida mempunyai rasa manis. Fruktosa mempunyai rasa lebih manis daripada glukosa, juga lebih manis daripada sukrosa atau gula tebu. (Poedjiadi, 1994).

Sukrosa adalah gula yang kita kenal sehari-hari, baik yang berasal dari tebu maupun dari bit. Selain pada tebu dan bit, sukrosa terdapat pula pada tumbuhan lain, misalnya dalam buah nanas dan dalam wortel. Dengan hidrolisis, sukrosa akan dipecah dan menghasilkan glukosa dan fruktosa. (Poedjiadi, 1994).

Berdasarkan proses produksi dikenal suatu jenis pemanis yaitu sintetis dan natural atau alami. Sedangkan berdasarkan fungsinya, pemanis dibagi dalam dua kategori yaitu bersifat nutritif dan non-nutritif. Pemanis sintetis dihasilkan melalui proses kimia. Contoh dari pemanis ini antara lain taumatin, alimat, siklamat, aspartam, dan sakarin. Pemanis natural dihasilkan dari proses ekstraksi atau isolasi dari tanaman dan buah atau melalui enzimatis, contohnya sukrosa, glukosa, fruktosa, sorbitol, mantitol, dan isomalt. (Rismana, 2002). 

Pemanis nutritif adalah pemanis yang dapat menghasilkan kalori atau energi sebesar 4 kalori/gram. Sedangkan pemanis non-nutritif adalah pemanis yang digunakan untuk meningkatkan kenikmatan cita rasa produk-produk tertentu, tetapi hanya menghasilkan sedikit energi atau sama sekali tidak ada. Pemanis jenis ini banyak membantu dalam manajemen mengatasi kelebihan berat badan, kontrol glukosa darah, dan kesehatan gigi. (Rismana, 2002).

Menurut Frank C.Lu (1995), bahan pemanis buatan mempunyai suatu rasa manis yang kuat tetapi nilai kalorinya sedikit atau tidak ada. Karena itu berguna bagi penderita diabetes dan siapa saja yang ingin menikmati rasa manis tanpa tambahan asupan kalori. Selain itu, bahan pemanis buatan yang menonjol adalah sakarin, siklamat, dan aspartame. 



Natrium siklamat dalam industri makanan dipakai sebagai bahan pemanis nirgizi (non-nutritive) untuk mengganti sukrosa. (Sudarmadji, 1982). Sedangkan menurut Wiranto (1984), meski ditemukan zat pemanis sintetis, tetapi hanya bebrapa saja yang boleh dipakai dalam bahan makanan dan yang mula-mula digunakan adalah garam Na- dan Ca- siklamat yang kemanisannya tiga puluh kali kemanisan sukrosa.
Perubahan kecil pada struktur kimia dapat mengubah rasa senyawa dari manis menjadi pahit atau tidak berasa. Contohnya Beidler (1966) meneliti sakarin dan senyawa penyulihnya. Sakarin kemanisannya 500 kali gula. (de Man, 1977)

Formalin

Formalin

Formalin adalah nama dagang larutan formaldehida dalam air dengan kadar 36 – 40%, tidak berwarna dan baunya sangat menusuk dan biasanya ditambah methanol hingga 15% sebagai stabilisator (Anonimo. Di pasaran, formalin dapat diperoleh dalam bentuk sudah diencerkan, yaitu dengan kadar formaldehida 30, 20 dan 10%. Disamping dalam bentuk cairan, formalin dapat diperoleh dalam bentuk tablet yang masing-masing mempunyai berat 5 gram.


Formaldehida pertama kali disintesis oleh kimiawan Rusia Aleksander Butlerov pada tahun 1859 namun diidentifikasi lebih lanjut oleh August Wilhelm von Hofmann pada tahun 1867.Formaldehida mudah larut dalam air sampai kadar 55%, sangat reaktif dalam suasana alkalis serta bersifat sebagai zat pereduksi kuat, mudah menguap karena titik didihnya yaitU -21°C. secara alami formaldehida juga dapat ditemui dalam asap pada proses pembakaran makanan yang bercampur fenol, keton dan resin.


Menurut Anonimous (2005e), manfaat formalin di bidang industri non pangan sangat beragam, diantaranya adalah sebagai berikut :
1.      Pembunuh kuman sehingga digunakan sebagai pembersih : lantai, gudang , pakaian dan kapal
2.      Pembasmi lalat dan serangga lainnya
3.      Bahan pembuat Sutra buatan, Zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak
4.      Dalam dunia Fotografi biasanya digunakan untuk pengeras lapisan gelatin dan kertas
5.      Bahan pembentuk pupuk berupa Urea
6.      Bahan pembuatan produk parfum
7.      Bahan pengawet produk kosmetik dan pengeras kuku
8.      Pencegah korosi untuk sumur minyak
9.      Bahan untuk isulasi busa
10.  Bahan perekat untuk produk kayu lapis (playwood)
11.  Dalam konsentrasi yang sangat kecil (< 1 persen ) digunakan sebagaipengawet, Untuk berbagai barang konsumen, seperti pembersi rumahtangga, cairan pencuci piring, pelembut, perawat sepatu, Shampo mobil, lilin dan karpet
12.  Pengawet mayat dan organ. Formalin yang bersifat racun tidak termasuk ke dalam daftar bahan tambahan makanan pada Codex Alimentarius maupun yang dikeluarkan oleh Depkes, sehingga penggunaan formalin pada makanan dilarang (Winarno 2004).


Penggunaan formalin dimaksudkan untuk memperpanjang umur penyimpanan, karena formalin adalah senyawa antimikroba serbaguna yang dapat membunuh bakteri, jamur bahkan virus. Selain itu interaksi antara formaldehid dengan protein dalam pangan menghasilkan tekstur yang tidak rapuh dan untuk beberapa produk pangan seperti tahu, mie basah, ikan segar, memang dikehendaki oleh konsumen (Dewanti 2006). Bau yang ditimbulkan oleh formalin menyebabkan lalat tidak mau hinggap.Selain itu ikan yang disiram formalin terlihat lebih bersih, sisik-sisiknya mengkilat dan dagingnya kenyal.


Penyimpanan yang lebih lama ini sangat menguntungkan bagi produsen maupun pedagang. Ayam, ikan, tahu atau makanan lain dapat disimpan dalam jangka waktu relatif lebih lama dan tidak mudah rusak tanpa harus di masukkan ke dalam lemari pendingin. Setidaknya jika barang yang tidak laku dijual hari ini, ayam atau tahu yang telah diformalin dapat dijual kembali keesokan harinya dan tetap terlihat segar. Alasan lain penggunaan formalin sebagai bahan pengawet makanan adalah tingginya harga solar dan mahalnya harga es balok untuk mengawetkan ikan saat nelayan melaut.


B. Ciri-ciri Makanan yang Mengandung Formalin
Agar tidak tertipu, masyarakat sebaiknya berhati-hati dan memerhatikan ciri-ciri serta perbedaan antara bahan pangan segar dan yang mengandung bahan pengawet formalin. Para pedagang biasanya membubuhi formalin dengan kadar minimal, sehingga konsumen pada umumnya bingung ketika harus membedakannya dengan bahan pangan segar. Pada daging ayam misalnya, karena hanya dibubuhi sedikit formalin, bau obat tidak tercium.Kalau ayam berformalin, ciri yang paling mencolok adalah tidak ada lalat yang mau hinggap. Jika kadar formalinnya banyak, ayam agak sedikit tegang (kaku). Yang paling jelas adalah jika daging ayam dimasukkan ke dalam reagen atau diuji laboratorium, nanti akan muncul gelembung gas.


Tahu berformalin tahan lama dan tidak rusak sampai tiga hari pada suhu kamar (25°C) dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es (10 °C).Tahu terasa membal atau kenyal jika ditekan namun tidak padat.Bau agak mengengat berbau formalin (dengan kandungan formalin sekitar 0.5-1ppm).Sedangkan tahu tanpa pengawet paling-paling hanya tahan dua dan biasanya mudah hancur Anonimous 2005a).


Ciri-ciri ikan segar yang mengandung formalin adalah tidak rusak sampai 3 hari pada suhu kamar (25°C), warna insang merah tua dan tidak cemerlang bukan merah segar, warna daging ikan putih bersih, sisik-sisiknya mengkilat dan dagingnya kenyal. Sedangkan ciri-ciri ikan asin yang mengandung formalin adalah tidak rusak sampai lebih dari 1 bulan pada suhu kamar ( 25°C), bersih cerah, tidak berbau khas ikan asin dan tidak ada lalat yang hinggap

CToksisitas Formalin
Dampak negatif formalin adalah sangat berbahaya bagi kesehatan manusia.Efek jangka pendeknya antara lain berupa iritasi pada saluran nafas, alergi, kemerahan, mata berair, mual, muntah, rasa terbakar, sakit perut dan pusing.Jika terpapar secara terus menerus dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan iritasi yang parah, mata berair, gangguan pada pencernaan, hati, ginjal, pankreas, jantung, limpa, otak, sistem saraf pusat, menstruasi dan pada hewan percobaan dapat menyebabkan kanker, sedangkan pada manusia diduga bersifat karsinogen (menyebabkan kanker).Menurut Hauptmann et al. (2003), dalam penelitiannya menyatakan bahwa pemaparan secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama pada karyawan yang bekerja pada perusahaan yang menggunakan formalin berpotensi menimbulkan penyakit leukimia dan menyebabkan kematian.

Kamis, 24 November 2011

Paramyxoviruses

Paramyxoviruses

  • VIRUS: Paramyxoviruses: Parainfluenza, Gondok, Campak, virus pernapasan 

  • Para Paramyxoviruses merupakan penyebab penting penyakit pernafasan pada anak-anak. Penyakit termasuk croup, bronkiolitis dan pneumonitis.
  • Kelompok ini virus berbagi fitur serupa, mereka memiliki amplop berlapis ganda dengan paku, memiliki simetri heliks dan mengandung genom RNA untai negatif. RNA-dependent RNA polimerase (RDRP) yang terkandung dalam partikel virus.
  • Paramyxoviruses bereplikasi di sitoplasma dan dirilis oleh tunas.
  • Virus-spesifik antigen termasuk yang terkait dengan amplop dan mereka terkandung dalam nukleokapsid ini.
  • Rentang host untuk Paramyxoviruses termasuk manusia dan monyet.
Virus ini menghasilkan sel-sel raksasa multinuklear (syncytia) oleh produksi dari faktor sekering sel, dan kemudian menyebabkan lisis sel inang.

EPIDEMIOLOGI
  • Parainfluenza: Ditemukan di seluruh dunia, Parainfluenza mempengaruhi kebanyakan anak-anak. Virus ini endemik di beberapa daerah dan epidemi di kali. Sumber untuk infeksi saluran pernapasan adalah manusia. Penyakit ini menular selama 3-16 hari, transmisi orang ke orang atau dengan tetesan. Pada usia 5 tahun, sekitar 90-100% memiliki antibodi terhadap tipe 3, sekitar 74% untuk tipe 1 dan sekitar 58% tipe 2.
  • Gondong: Juga ditemukan di seluruh dunia, gondok endemik dengan puncak penyakit akut muncul dari Januari sampai Mei. Epidemi terjadi setiap 2-7 tahun dan manusia adalah host saja. Transmisi adalah melalui sekresi saliva dan penyakit menular sebelum dan setelah gejala. Hal ini kurang menular dari Parainfluenza sehingga hubungan intim biasanya dibutuhkan. Dalam populasi tidak divaksinasi, sekitar 45% orang yang terinfeksi pada usia 5 dan sekitar 95% usia 15 tahun. Sekitar 35% dari mereka yang terinfeksi yang subklinis, namun.
  • Campak: endemik di seluruh dunia, epidemi terjadi setiap 2-4 tahun di negara maju ketika kerentanan populasi mencapai sekitar 40%. Sumber virus adalah manusia (pernafasan) sekresi. Penyakit umumnya mempengaruhi orang-orang dalam kelompok usia 4-7 tahun. Insiden SSPE adalah sekitar 6-20 per juta.
  • RSV: seluruh dunia Juga endemik, epidemik terjadi setiap tahun, biasanya antara Januari dan Maret. Reinfeksi umum. Sumber untuk infeksi saluran pernafasan manusia dan penyakit menular biasanya sekitar 4-5 hari setelah gejala. Kebanyakan bayi mengalami infeksi saluran pernapasan atas tetapi antara 15% dan 50% mengalami lebih rendah (lebih serius) infeksi pernapasan. 
Sumber : Dari Berbagai Sumber

Virus Cowpox

Virus Cowpox.

Virus ini sebenarnya adalah virus penyebab cacar pada ternak, terutama sapi. Tapi manusia dapat tertular oleh adanya kontak langsung antara kulit yang luka dengan isi vesikel yang pecah. Ini sering kali terjadi pada pemerah susu.

a.      Sifat – sifat virus Cowpox.
Sifat virus Cowpox pada umumnya sama dengan sifat virus Vaccinia, perbedaannya adalah sebagai berikut :
  •  Sifat antigennya terhadap variola lebih jauh dari sifat antigen vaccinia terhadap variola.
  • Jumlah hospes reservoirnya lebih sedikit dari pada virus vaccinia.
  • Inclution bodies dalam sitoplasma sel ukurannya jauh lebih besar pada inclution bodies vaccinia.
  • Kerusakan jaringan kulit oleh Cowpox pada pembentukan visicula berjalan lebih lambat dari pada oleh vaccinia.
  • Pada manusia pada umumnya penyakit lebih berat dari pada oleh vaccinia.
  • Walaupun antigenitas cowpox dan vaccinia ada hubungan, tetapi antara keduanya tidak ada cross immunity.
b.      Gejala pada manusia
Setelah masa tunas 1 – 2 minggu, timbul demam dengan pembentukan vesikula dan pustule pada jari tangan, telapak tangan bahkan lebih sering pada muka dan leher. Isi pustule seringkali berdarah. Manusia bisa dijangkiti lebih dari satu kali,oleh karena tidak ada cara pengebalan.

c.       Gejala pada sapi.
Adanya visicula dan pustula terutama pada mammae dan papilla mammae yang mudah pecah pada saat pemecahan susu.

d.      Cara diagnosa
Cara diagnosanya sama seperti pada virus variola atau vaccinia. Yaitu bahan pemeriksaan ditanam pada telur berimbrio secara intra CAM, maka akan terjadi pocks yang berwarna putih sebagai variola, tetapi ukurannya lebih besar dan ditengah – tengahnya ada perdarahan.


Sumber : Dari Berbagai Sumber

Poxviridae

POXVIRIDAE

A.  FAMILY POXCIDIAE INI TERMASUK GOLONGAN VIRUS DNA, TERDIRI DARI BEBERAPA GENUS ANTARA LAIN :
1.       Orthopoxvirus   : a. Variola                                         
                                  b.Vaccinia
2.       Parapoxvirus      : Cowpox
3.       Molluscum contagiosum.
4.       Avipoxvirus  : - Powlpox
5.       Variola (Small pox = cacar )

1 Orthopoxupirus
   a.Variola
     Variola adalah suatu penyakit yang sangat menular, dengan gejala demam yang sangat tinggi dan akut disertai dengan gejala kilit yang merata dan berat.

Gejala kulit dimulai dari suatu bercak berwarna merah (“manula”), lalu bercak tersebut menjadi timbul di atas permukaan kilit (“papula”), kemudian membentuk ruangan yang berisi cairan jernih (“vesicula = vesicle”), kemudian cairan tersebut menjadi keruh (“pustula”), lalu pustula mengering membentuk keropeng (“ crusta”), keropeng kemudian lepas, dan menjadi penyembuhan. Pada umumnya gembaran klinik menunjukan single crops, artinya satu stadium saja. Secara epidemiologi dapat dibedakan 2 macam variola, yaitu veriola mayor dan variola minor (alastrim).

                     Beberapa persamaan antara virus vaccinia denggan virus variola :
a)   Tahan terhadap pemanasan pengeringan bahkan dalam suhu keropeng penderita cacar akan tetap infektif selama 1 tahun. Pada pemanasan 100oC selama 5 – 10 menit virus tetap infektif, maka benda – benda bekas penderita cacar harus dimasak 100oC paling sedikit antara 1/2 – 1 jam.

b)  Kedua virus membentuk elementary bodies dalam sitoplasma sel yang sama, yaitu Paschen bodies, juga inclution bodies yang sama. Yaitu Guarnider bodies.

c)       Rasisten terhadap eter.

d)      Sifat antigennya sama sehingga ada cross immunity.

e)      Bila ditanam di CAM telur berembrio akan membentuk pocks.


Sumber : Dari Berbagai Sumber

Entomologi

Entomologi

Entomologi berasal dari kata : entomon yang mempunyai arti serangga dan logos yang berarti ilmu / pengetahuan. Jadi entomologi ialah ilmu yang mempelajari tentang serangga dan binatang yang termasuk Phylum Arthropoda.

Arthropoda adalah golongan binatang yang beruas-ruas / berbuku-buku. Sedangkan Arthropoda itu sendiri berasal dari kata : arthron yang berarti ruas-ruas dan podea yang berarti kaki.

Menurut pengertian arti entomologi tersebut di atas sangat luas sekali, oleh karena itu di dalam hal ini utnuk mempermudah cara mempelajari dapat dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu :
  •  Entomologi Kedokteran         =          Medical Entomology
  •  Entomologi Kehewanan         =          Vetarinary Entomologi
  • Entomologi Pertanian              =          Agricultural Entomology

Dari ketiga golongan tersebut yang paling penting bagi kita yaitu : Entomologi Kedokteran, karena mempunyai hubungan langsung dengan kesehatan manusia.


Di dalam entomologi kedokteran ini ada beberapa pokok yang perlu dipelajari, yakni :
I.       Peranan Arthropoda dalam ilmu kedokteran.
II.    Arthropoda sebagai vektor / penular penyakit.
III. Arthropoda hubungan dengan penyakit.

I.          PERANAN ARTHROPODA DALAM ILMU KEDOKTERAN 
Arthropoda mempunyai peranan yang penting dalam ilmu kedokteran, karena:
1.      Menularkan penyakit.
2.      Menyebabkan gangguan sebagai parasit.
3.      Mengandung zat-zat toksin/racun.
4.      Menyebabkan alergi bagi mereka yang rentan.
5.      Menimbulkan entomophobia.
  
1.      Menularkan penyakit.
Arthropoda dapat menularkan penyakit ada 2 macam cara, yakni :
1.   Penularan mekanis.
    Penularan ini serangga hanya bertindak sebagai alat pemindah penyakit/mikro organisme yang pasif, dan adanya serangga tidak mempunyai arti yang paling penting dalam kelanjutan hidupnya mikro organis/parasit yang di tularkan. Jadi penularanini melalui anggota badannya.
Contoh : Penyakit yang di sebabkan oleh golongan Amoeba dan  vektor penularnya adalah golongan lalat rumah (muaca) dan lalat lapangan (fildhflien).
2.    Penularan Biologis.
      Penularan ini serangga bertindak sebagai tuan rumah/hospes, dan adanya serangga sangat diperlukan untuk kelanjutan hidupnya mikroorganisme/parasit yang ditularkan. Di dalam penularan ini dapat di bedakan menjadi :
1. Cara propagatif.
Penularan ini didahului oleh berkembang biaknya mikro organis di dalam serangga. Atau dapat dikatakan, di dalam serangga mikro organis berkembang biak sebelum ditularkan dan tidak mengalami perubahan bentuk.
Contoh : - Penyakit pes dan serangga sebagai vektornya adalah golongan pinjal tikus (Xenopaylla spp)
-       Penyakit demam berdarah atah DHF (Dengue Haemorragio Fever) dan vektor penularnya adalah golongan nyamuk Aedes (A. aegypti, A. albopictus)

2. Cara cyclo propagatif.
Penularan ini didahului oleh berkembang biaknya mikro organis dan perubahan bentuk di dalam serangga. Dalam arti kata lain, yaitu mikro organis di dalam tubuh serangga selain berkembang biak, juag mengalami perubahan bentuk.
Contoh :   -   Penyakit malaria dan vektor penularnya adalah  golongan nyamuk Anopheles.
 -  Penyakit kala azar dan vektor penularnya yaitu golongan lalat penghisap darah (phlabotanus).

3. Cara cyclo developmental.
Penularan ini didahului oleh pertumbuhan mikro organis di dalam tubuh serangga. Jadi mikro organis di dalam tubuh serangga hanya mengalami pertumbuhan saja/bertambah besar (berganti stadium).
Contoh :  
-  Penyakit filariasis dan vektor penularnya adalah golongan nyamuk Mansonia, Culer, Aedes dan Anopheles.
-   Penyakit Onchocarciasis dan Acanthocheilaneciasis dengan vektor penularnya adalah golongan lalat penghisap darah (Simulium, Culicoides).

4.   Cara keturunan.
Penularan ini melalui keturunannya. Jadi serangga yang pertama kali mengandung mikro organis/parasit tidak dapat menularkan, yang dapat menularkan adalah keturunannya.
Contoh : 
-  Penyakit scrud typhus dengan vektor penularnya adalah  golongan tungau/mites.

2.      Menyebabkan gangguan sebagai parasit.
1.       Sebagai endoparasit
Parasit yang bersarang di dalam jaringan tubuh.
Contoh : penyakit Myiasis yang disebabkan oleh golongan larva lalat.
2.        Sebagai ektoparasit
Parasit hidup pada permukaan tubuh tuan rumah/hospes dan tidak pindah-pindah.
Contoh : tungau, tumo, pinjal.
3.       Sebagai parasit permanen
Parasit pada umumnya hidup dari satu tuan rumah dan tidak pindah-pindah.
Contoh : tumo dan pinjal.
4.       Sebagai parasit tidak permanen
       Parasit yang hidupnya berpindah-pindah dalam satu tuan rumah ke tuan rumah yang lain. Contoh : nyamuk, kutu busuk.

3.      Mengandung zat-zat toksin/racun.
Arthropoda mengeluarkan toksin yang berbahaya. Dan ada beberapa macam cara, toksin dapat dimasukkan dengan jalan :
1.       Melalui gigitan – kelabang, laba-laba.
2.       Melalui sengatan – lebah, kalajengking.
3.       Melalui tusukan – nyamuk, kutu busuk.
4.       Kontak langsung – ulat.

4.      Menyebabkan alergi bagi mereka yang rentan.
1.       Bulu sayap mayflay (Ephecerotera) dapat menimbulkan alergi, gangguan pernapasan, sesak napas.
2.       Tusukan nyamuk dapat menyebabkan gatal-gatal yang mungkin diikuti dengan infeksi skunder.

5.      Menimbulkan entomophobia.
1.  Perubahan kebiasaan orang pada suatu tempat/daerah, karena gangguan serangga nyamuk.
2.  Gangguan fikiran, karena mengkhayalkan penyakit yang mungkin timbul.
3. Perasaan ngeri, karena takut adanya bentuk serangga.


II.          ANTHROPODA SEBAGAI VEKTOR PENULAR PENYAKIT.


      Phylum Arthropoda yang tersebar luas dan bermacam-macam ragam mempunyai spesies yang lebih banyak dari pada phylum lain yang termasuk alam binatang. Stadium dewasa dan stadium larva Arthropoda dapat merugikan/ menganggu kesehatan manusia dengan cara : menularkan penyakit, menimbulkan gangguan sebagai parasit, mengandung toksin, menimbulkan alergi bagi mereka yang rentan dan menimbulkan entemophobia.


Morfologi :

      Arthropoda bersifat simetri bilateral, mempunyai badan beruas-ruas, mempunyai anggota badan yang beruas-ruas pula dan mempunyai lapisan kulit luar luar (exoscelet) yang keras dan kuat.
        
        Pernafasan pada golongan yang hidup dalam air dilakukan dengan insang dan yang hidup di darat dan udara dengan trachea, yaitu suatu tabung yang berasal dari lapisan luar yang masuk ke dalam.
     
      Phylus Arthropoda mempunyai ± 13 kelas, tetapi untuk entomologi kedokteran hanya 5 kelas yang di anggap penting, yakni :
1.      Kelas Hexapoda (Insekta)
2.      Kelas Arachnida
3.      Kelas Crustacea
4.      Kelas Diplopoda
                5.   Kelas Chilopoda

Sumber : Dari Berbagai Sumber

Piedra

Piedra


NON DERMATOFITOSIS
Infeksi non dermatofitosis pada kulit biasanya terjadi pada kulit yang paling luar , karena jamur ini tidak dapat mencerna keratin kulit sehingga hanya menyerang lapisan kulit bagian luar. Yang termasuk jamur non dermatofitosis antara lain : Pitiriasis versicolor, Tinea nigra palmaris, Piedra.


C. PIEDRA

Merupakan infeksi jamur pada rambut, berupa tonjolan, keras melekat pada rambut. Ada dua jenis piedra yaitu : Piedra hitam dan Piedra putih.


  • PIEDRA HITAM

Merupakan infeksi jamur pada rambut kepala yang disebabkan oleh  Piedraia hortai. Infeksi terjadi karena rambut kontak dengan spora jamur. Rambut yang terinfeksi mengalami kelainan berupa benjolan yang keras pada rambut yang berwarna coklat kehitaman. Benjolan sulit dilepaskan jika dipaksakan rambut akan patah. Penderita tidak mengalami gangguan hanya pada saat menyisir rambut mengalami kesulitan.

DIAGNOSA
Bahan pemeriksaan berasal dari potongan rambut yang terinfeksi, dilakukan pemeriksaan langsung dengan menggunakan KOH 10 %.  Hasil mikroskopik akan tampak hifa yang padat berwarna tengguli dan ditemukan askus yang mengandung askospora. 

KULTUR
Jika ditaman pada media SGA tampak koloniyang berwarna Hitam


  • PIEDRA PUTIH
Merupakan infeksi jamur pada rambut yang disebabkan oleh Trichosporon cutaneum. Infeksi terjadi karena  rambut kontak dengan spora jamur. Rambut yang terifeksi mengalami kelainan berupa benjolan yang tidak berwarna .   

DIAGNOSA 

Bahan pemeriksaan berasal dari rambut yang terinfeksi dilakukan pemeriksaan langsung dengan menggunakan KOH 10 %. Tampak anyaman hifa yang padat tidak berwarna atau putih kekuningan, ditemukan arthrospora pada ujung hifa.


KULTUR Bahan pemeriksaan jika ditanam pada media akan tumbuh koloni yang berwarna kuning, granuler.


Sumber : Dari Berbagai Sumber

Tinea Nigra Palmaris

Tinea Nigra Palmaris

NON DERMATOFITOSIS
Infeksi non dermatofitosis pada kulit biasanya terjadi pada kulit yang paling luar , karena jamur ini tidak dapat mencerna keratin kulit sehingga hanya menyerang lapisan kulit bagian luar. Yang termasuk jamur non dermatofitosis antara lain : Pitiriasis versicolor, Tinea nigra palmaris, Piedra.


B. Tinea Nigra Palmaris
Tinea Nigra Palmaris merupakan infeksi jamur yang mengenai tangan atau kaki yang mengalami bercak-bercak putih atau hitam. Penyebabnya adalah Cladosporium werneckii. Infeksi jamur ini biasanya menyerang telapak tangan atau kaki yang menimbulkan bercak-bercak warna tengguli hitam , tidak ada keluhan yang jelas hanya dari segi estetika kurang sedap dipandang karena tampak kotor pada tangan dan kaki, kadang-kadang terasa gatal.         

DIAGNOSA

Bahan pemeriksaan berasal dari kerokan kulit tempat infeksi, hasil kerokan langsung dilakukan pemeriksaan mikroskopik dengan menggunakan KOH 10 %. Jamur akan tampak hifa dan tunas yang berwarna hitam atau hijau tua dengan spora yang bergerombol.



KULTUR          
Jika dikultur akan tampak koloni granuler yang berwarna hitam.

Sumber : Dari Berbagai Sumber

Pitiriasis Versicolor

Pitiriasis Versicolor


NON DERMATOFITOSIS
Infeksi non dermatofitosis pada kulit biasanya terjadi pada kulit yang paling luar , karena jamur ini tidak dapat mencerna keratin kulit sehingga hanya menyerang lapisan kulit bagian luar. Yang termasuk jamur non dermatofitosis antara lain : Pitiriasis versicolor, Tinea nigra palmaris, Piedra.


A. Pitiriasis Versicolor
Pitiriasis Versicolor Disebut juga  Pityrosporum ovale / Pytirosporum orbiculare / Tinea versicolor atau Panu disebabkan oleh jamur Malazzezia furfur. Penyakit ini bersifat kronik , ditandai dengan adanya bercak putih sampai coklat bersisik menyerang pada bagian badan, ketiak, paha, leher, tungkai dan kulit kepala. 

Infeksi terjadi jika jamur / hifa/ spora melekat pada kulit. Penderita mengalami kelainan pada kulit , orang yang berkulit putih maka jamur akan tampak bercak-bercak coklat atau merah  ( hiperpigmentasi ) sedangkan pada penderita berkulit sawo matang / hitam maka jamur akan tampak bercak-bercak lebih muda ( hipopigmentasi ). Dengan demikian  warna kulit tampak bermacam-macam ( versicolor).Penderita mengeluh merasa gatal jika berkeringat atau tanpa keluhan gatal sama sekali, tetapi penderita merasa malu karena adanya bercak-bercak pada kulit. Penyebaran jamur ini melalui kontak atau alat- alat pribadi yang terkontaminasi kulit penderita dan  predisposisi kebersihan pribadi.

DIAGNOSA
Dengan pemeriksaan bahan pemeriksaan kerokan kulit yang mengalami kelainan.
  • Pemeriksaan langsung dengan KOH 10 % 
Kulit yang mengalami kelainan dilakukan kerokan dengan alat skalpel yang sudah disterilkan dengan alkohol 70 %. Hasil kerokan ditampung pada cawan petri steril atau kertas steril, dan dilakukan pemeriksaan dengan cara diambil dengan ose diletakkan pada objek glas dan diberi KOH 10 % ditutup dengan deck glas dan diperiksa dibawah mikroskop. Secara mikroskopik ditemukan hifa pendek – pendek dan spora bergerombol.
  • Pemeriksaan sinar wood
Dengan pemeriksaan sinar wood pada daerah infeksi akan memperlihatkan flouresens warna emas atau orange.
  • Kultur
Jamur Malazzezia furfur belum dapat dibiakkan pada media buatan.
           
TERAPI
Dengan pemberian salisil / salep imidazol / mikonazol / klotrimazol dan pemberian ketokonazol secara oral.  


Sumber : Dari Berbagai Sumber

Minggu, 20 November 2011

Trichomonas vaginalis

Trichomonas vaginalis


Class     : Flagellata
Family   : Trichomonadidae
Genus    : Trichomonas
Speciees: Trichomonas vaginalis, Trichomonas hominis, Trichomonas faetus
Spesies parasit ini ditemukan pertama kali oleh Donne 1836 pada sekresi purulen dari vagina wanita dan sekresi traktus urogenital pria. Pada tahun 1837, protozoa ini dinamakan Trichomonas vaginalis. Parasit ini bersifat cosmopolitan ditemukan pada saluran reproduksi pria dan wanita.

Parasit hidup dalam vagina dan urethra wanita dan prostata, vesica seminalis dan urethra pria. Penyakit ditularkan lewat hubungan kelamin, bahkan pernah ditemukan pada anak yang baru lahir. Juga pernah secara kebetulan ditemukan pada anak dan wanita yang masih perawan, mungkin terjadi infeksi melalui handuk dan pakaian yang tercemar. Derajat keasaman normal pada vagina adalah 4,0-4,5, tetapi bila terinfeksi akan berubah menjadi 5,0-6,0 sehingga organisme ini dapat tumbuh baik.


Patologi
Kebanyakan spesies Trichomonas tidak begitu patogen dan gejalanya hampir tidak terlihat. Tetapi beberapa strain dapat menyebabkan inflamasi, gatal-gatal, keluar cairan putih yang mengandung trichomonas. Protozoa ini memakan bakteri, leukosit dan sel eksudat. Seperti mastigophora lainnya T. vaginalis membelah diri secara longitudinal dan tidak membetuk cyste.
Beberapa hari setelah infeksi, terjadi degenerasi epithel vagina diikuti infiltrasi leukosit. Sekresi vagina akan bertambah banyak berwarna putih kehijauan dan terjadi radang pada jaringan tersebut. Pada infeksi akut, biasanya akan menjadi kronis dan gejalanya menjadi tidak jelas. Pada pria yang terinfeksi, gejalanya tidak terlihat, tetapi kadang ditemukan adanya radang urethritis atau prostitis.

Trichomonas Vaginalis
di temukan dalam sampel urine pasien waktu praktek Kimia Klinik
dengan Pemeriksaan Sedimen Urine

Sumber :
Dari Berbagai sumber